Informasi Dunia Olah Raga Indonesia & Mancanegara Aktual Terpercaya
  • Sports Award - 2019

    Number #1 Sports News
  • Global Certificate

    ISO 9001:2019
  • Award Winning

    Berita Olah Raga Terbaik 2019
Dimulai Besok, Ini Jadwal Ganda Putra di PBSI Home Tournament
By - Writter

Dimulai Besok, Ini Jadwal Ganda Putra di PBSI Home Tournament

Mola TV PBSI Home Tournament akan dimulai besok, Rabu (24/6), dibuka dengan pertandingan sektor ganda putra. Sebanyak enam pasang ganda putra akan saling berhadapan satu sama lain dan mereka tidak akan berpasangan dengan pasangan tetap, tetapi pasangan dipilih berdasarkan hasil undian.

Hal ini dijelaskan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti, bahwa pertandingan akan lebih seru jika kekuatan tiga ganda putra utama dipisah. Tiga ganda putra terbaik Indonesia saat ini adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, ketiga pasangan ini akan bermain dengan pasangan yang berbeda-beda.

“Pasangan dipisah memang pertimbangan dari pelatih, karena kekuatan ganda putra kan ada di tiga pasangan ini. Kami juga mau bantu pemain pelapis untuk menambah pengalaman mereka, yang senior juga bisa ‘gendong’ yang lebih muda. Pertandingan juga jadi lebih seru, suasananya beda dari biasanya,” kata Susy seperti dilansir dari Badmintonindonesia.org.

Dalam turnamen internal SBOBET ini Kevin akan berpasangan dengan Moh. Reza Pahlevi Isfahani, sedangkan Marcus bersama Muhammad Shohibul Fikri. Hendra yang biasa berpasangan dengan Ahsan, kali ini juga dipisah sementara, Hendra akan bermain dengan Pramudya Kusumawardana Riyanto, dan Ahsan bersama Juara Dunia Junior 2019, Leo Rolly Carnando.

Pasangan main Leo, Daniel Marthin, akan berduet dengan Rian. Sedangkan Fajar, pasangan tetap Rian, akan dipasangkan dengan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.

Berikut jadwal pertandingan lengkap ganda putra di Mola TV PBSI Home Tournament:

Rabu, 24 Juni 2020

08.30 WIB

Hendra Setiawan/ Pramudya Kusumawardana Riyanto vs Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani

Followed by

Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri vs Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando

Followed by

Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan vs Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin

15.00 WIB

Hendra Setiawan/ Pramudya Kusumawardana Riyanto vs Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando

Followed by

Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin vs Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani

Followed by

Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri vs Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan

Kamis, 25 Juni 2020

08.30 WIB

Hendra Setiawan/ Pramudya Kusumawardana Riyanto vs Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin

Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan vs Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando

Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri vs Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani

15.00 WIB

Hendra Setiawan/ Pramudya Kusumawardana Riyanto vs Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan

Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri vs Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin

Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando vs Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani

Jumat, 26 Juni 2020

08.30 WIB

Hendra Setiawan/ Pramudya Kusumawardana Riyanto vs Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri

Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan vs Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani

Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin vs Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando

Richard Mainaky
By - Writter

Perhitungan Poin Olimpiade Baru Dimulai Tahun Depan, Ini Komentar Pelatih Ganda Campuran

Badminton World Federation (BWF) telah mengumumkan ketentuan terbaru mengenai kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dilangsungkan pada 23 Juli – 8 Agustus 2021. Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan solusi yang adil dalam sistem kualifikasi. Amendemen ini telah disetujui oleh International Olympic Comittee (IOC). Selain itu, terdapat juga perubahan kualifikasi di Parlimpiade 2020 yang juga telah disetujui oleh International Paralympic Committee (IPC).

Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund, mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan ini diambil lewat proses yang cukup sulit serta komunikasi intensif bersama Komisi Atlet guna memastikan bahwa penyesuaian ketentuan olimpiade ini berlaku adil bagi semua atlet.

Keputusan BWF ini pun mendapat komentar dari pelatih ganda campuran PP PBSI, Richard Mainaky. Menurut Richard tahun ini bisa dijadikan sebagai kesempatan pemanasan untuk mempersiapkan diri menghadapi perebutan poin olimpiade.

“Tahun ini sebenarnya masih belum jelas. Ada kemungkinan batal juga karena wabah ini kita tidak tahu sampai kapan (berakhirnya). Tapi kami tetap persiapkan. Jadi dari awal Juni itu saya bilang ke asisten pelatih, Nova (Widianto), ada program dan harus jalan,” beber Richard seperti dilansir dari Detik.com.

Lebih lanjut mantan pemain nasional itu mengatakan dalam situasi seperti saat ini para pemain belum bisa menjalani latihan secara maksimal. Ia pun meragukan kepastian turnamen yang akan digelar tahun ini mengingat pandemi Corona atau Covid-19 belum berakhir.

Untuk itu ia meminta anak didiknya untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai momen untuk menjalani latihan secara individu, terutama meningkatkan aspek yang belum maksimal.

“Akan tetapi latihan di masa pandemi ini latihan fisiknya tak bisa lama-lama karena terkait dengan kondisi imunitas atlet. Jadi saya bilang ke Nova untuk fokus ke individu saja. Seperti Melati (Daeva Oktavianti) perkuat defense-nya. Lalu Praveen fokus kebugaran fisik dan jaga berat badan, begitupun dengan Gloria defense-nya masih perlu diperkuat,” sambungnya.

Terkait situasi yang ada ia mengatakan pihaknya akan terus melakukan adaptasi. Ia pun menyambut baik sejumlah turnamen yang direncanakan akan digelar tahun ini. Baginya turnamen-turnamen itu bisa menjadi ajang pemanasan setelah para pemain vakum selama beberapa bulan terakhir.

“Kita memang tidak tahu seperti apa (kebijakan yang harus dilakukan) karena ada wabah ini, akan ada new normal segala. Tapi saya yakin step by step kami bisa atasi dan adaptasi. Jadi turnamen level 300 itu sebagai pemanasan menuju level 500 sampai 1000. Karena anak-anak butuh pertandingan setelah sekian lama vakum. Ya mudah-mudahan tidak ada pembatalan lagi. Supaya 2021 langsung tancap gas karena pas perhitungan kualifikasi Olimpiadenya,” pungkasnya.

Ini Klarifikasi BWF Atas Pemberian Poin untuk China dan Hong Kong
By - Writter

Ini Klarifikasi BWF Atas Pemberian Poin untuk China dan Hong Kong

Badminton World Federation (BWF) akhirnya memberikan klarifikasi atas keputusan pemberian poin bagi tim Tiongkok dan Hong Kong dalam kejuaraan Badminton Asia Mixed Team Championships 2021 (BAMTC).

Kedua tim ini diberikan poin karena tidak dapat mengikuti turnamen Badminton Asia Team Championships 2020 (BATC) di Manila, Filipina, karena peraturan pembatasan perjalanan yang diberlakukan pemerintah Filipina terkait wabah Covid-19.

Keputusan ini sempat membuat beberapa negara mengajukan keberatan karena dianggap tidak fair. Poin BAMTC yang didapat Tiongkok dan Hong Kong mencakup nomor ganda campuran. Sedangkan peserta BATC 2020 tidak mendapat poin dari nomor ganda campuran karena format pertandingan yang dimainkan adalah format Piala Thomas dan Uber yang hanya memainkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra dan ganda putri.

Dalam klarifikasinya, BWF menyatakan bahwa Tiongkok dan Hong Kong akan mendapat poin dari BAMTC 2021 tetapi tidak pada nomor ganda campuran karena nomor ini tidak dimainkan pada BATC 2020.

“Ini adalah keputusan yang fair untuk semua, memang ini yang kami inginkan yaitu kejelasan bahwa nomor ganda campuran tidak akan dihitung. Karena negara lain juga tidak dapat poin dari ganda campuran di BATC 2020,” beber Bambang Roedyanto, Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI sepeti dilansir dari badmintonindonesia.org.

“Setahu saya selain Indonesia, tim Malaysia juga sempat mengajukan pertanyaan serupa kepada BWF. Kami hanya ingin memastikan bahwa keputusannya adil untuk semua,” tambah Rudy.

Rudy mengatakan bahwa saat ini BWF juga tengah menggodok aturan tentang jumlah turnamen wajib yang harus diikuti atlet. Wabah Covid-19 membuat banyak negara peserta mengalami keterbatasan dalam pengaturan perjalanan dan lain sebagainya, maka pengaturan ulang mandatory tournament ini dipandang sebagai hal yang cukup krusial.

“BWF akan membuat aturan mengenai ini (jumlah turnamen wajib), tapi sampai saat ini masih belum ada informasi lagi, keputusan resmi akan diumumkan lebih lanjut oleh BWF, kita tunggu saja,” tutur Rudy yang juga menjabat sebagai Chair of Event Committee Badminton Asia Confederation.

Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan BWF, mereka yang berada di peringkat 15 besar di nomor tunggal dan peringkat 10 besar di nomor ganda, diwajibkan untuk mengikuti turnamen-turnamen berikut:

  • BWF World Tour Finals (level 1)
  • Tiga dari total tiga turnamen di level 2 (BWF World Tour Super 1000)
  • Lima dari total lima turnamen di level 3 (BWF World Tour Super 750)
  • Empat dari total tujuh turnamen di level empat (BWF World Tour Super 500)

 

PB Exist Juara Pembangunan Jaya
By - Writter

Tumbangkan Tuan Rumah, PB Exist Juara Pembangunan Jaya

PB Exist mencatatkan sejarah tersendiri di kancah bulu tangkis nasional. Klub tersebut sukses menahbiskan diri sebagai yang terbaik di ajang Pembangunan Jaya 2019. Pada pertandingan final yang digelar di GOR Jaya Raya, PB Exist sukses membungkam tuan rumah PB Jaya Raya dengan skor 3-1.

Sekalipun berstatus tim tamu, PB Exist mampu menampilkan permainan luar biasa. Tim ini mampu mengawali pertandingan dengan baik dengan merebut angka pertama melalui pasangan ganda putra Crisandy Santosa/Enzo Ramadhan Satriyadi yang menumbangkan andalan tuan rumah, Muhammad Nendi Novatino/Teges Satriaji Cahyo Hutomo dalam dua game langsung dengan skor akhir 21-19, 21-19.

Tunggal putri Siti Sarah Azzahra membuat PB Exist menggandakan keunggulan usai membungkam Maharani Sekar Batari, juga dua game langsung, 21-9, 21-9. Muhammad Sultan Nurhabibullah Mayang sempat memperkecil ketertinggalan setelah mengalahkan tunggal putra PB Exist Muhammad Akbar Firdaus dengan straight set 15-21, 13-21.

Pasangan ganda putri Jesita Putri Miantoro dan Melani Mamahit akhirnya menyumbangkan poin kemenangan bagi PB Exist setelah mencatatkan kemenangan atas Lanny Tria Mayasari dan Tryola Nadia melalui pertarungan ketat tiga game dengan skor akhir 17-21, 21-14, 21-18.

Usai pertandingan para pemain PB Exist tak kuasa menyembunyikan kegembiraan. Seperti dikatakan Jesita Putri, dirinya sangat senang karena bisa menyumbang poin untuk kemenangan PB Exist.

“Kami bersyukur bisa menyumbang angka untuk tim dan keluar sebagai juara. Kemenangan ini kami persembahkan untuk klub kami,” beber Jesita seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Sementara itu Melani Mamahit mengatakan mereka terus berjuang meski sempat tertinggal. Ia mengakui mereka harus berjuang lebih keras di game penentu.

Hasil lengkap pertandingan final Pembangunan Jaya Cup 2019, PB Exist vs PB Jaya Raya, 3-1 :
Ganda putra :
– Crisandy Santosa/ Enzo Ramadhan Satriyadi vs Muhammad Nendi Novatino/ Teges Satriaji Cahyo Hutomo vs Crisandy Santosa/ Enzo Ramadhan Satriyadi 21-19, 21-19
Tunggal putri :
– Siti Sarah Azzahra vs Maharani Sekar Batari 21-9, 21-9
Tunggal putra :
– Muhammad Akbar Firdaus vs Muhammad Sultan Nurhabibullah Mayang 15-21, 13-21
Ganda putri :
– Jesita Putri Miantoro/ Melani Mamahit vs Lanny Tria Mayasari/ Tryola Nadia 17-21, 21-14, 21-18
Ganda campuran :
– Muhammad Yusuf MaulanaPutri Larasati vs Moh Rezky AlfarezNahla Aufa Dhia Ulhaq – Tidak dipertandingkan
Hasil lengkap pertandingan perebutan posisi ketiga Pembangunan Jaya Cup 2019, PB Djarum Kudus vs Team 16 Malaysia, 3-0 :
Ganda putra :
– Asghar Herfanda/Rian Canna Varo vs Demond Anthony Samin; Fong Kuo Yoong 22-20, 21-16
Tunggal putri :
– Aisyah Sativa Fatetani vs Arena Satu Samin 21-12, 21-11
Tunggal putra :
– Muhammad Aldo Apriyandi vs Shaarveen Muniandy 23-25, 21-11, 21-17
Ganda putri :
– Helena Ayu Puspitasari/ Jovika Vandaria Ester Matiho vs Ho Lo Ee/ Loh Zhi Wei – Tidak dipertandingkan
Ganda campuran :
– Dwiki Rafian Restu/Metya Inayah Cindiani vs Goh Shuen Tong/Quinton Yap Rung En – Tidak dipertandingkan

Tontowi Ahmad
By - Writter

PBSI Klarifikasi Status Magang Tontowi Ahmad

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti memberikan penjelasan terkait status magang Tontowi Ahmad. Pemain spesialis ganda campuran ini baru saja mengundurkan diri dari pelatnas terhitung Senin, 18 Mei 2020 dengan status terakhir sebagai pemain magang.

Setelah pasangan main Tontowi, Liliyana Natsir, memutuskan untuk mengundurkan diri di awal 2018, Tontowi kemudian dipasangkan dengan pemain muda Winny Oktavina Kandow. Bersama Winny, Tontowi diberikan kesempatan untuk bersaing dengan pasangan ganda campuran lainnya untuk memperebutkan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.

Di tahun 2019, Tontowi/Winny mengikuti 19 turnamen dan hasil akhirnya poin rangking mereka masih terlalu jauh untuk lolos kualifikasi olimpiade. Mereka masih belum bisa melampaui dua ganda campuran Indonesia yang peringkatnya lebih tinggi yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Waktu promosi dan degradasi awal tahun 2020, Kepala Pelatih Ganda Campuran PBSI Richard Mainaky melaporkan bahwa Winny akan dipasangkan kembali bersama partner sebelumnya yaitu Akbar Bintang Cahyono.

“Otomatis kan kalau kembali berpasangan dengan Akbar, berarti Winny tidak berpasangan lagi sama Tontowi dan situasi ini membuat Tontowi sementara itu belum ada pasangan main,” beber Susy Susanti seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Lebih lanjut Susy mengatakan dalam situasi seperti itu PBSI tetap memberikan kesempatan kepada Tontowi dengan memberikan status Magang karena belum memiliki pasangan tetap.

“Namun di situasi seperti itu, PBSI tetap memberikan kesempatan kepada Tontowi, tetapi dengan status SK (Surat Keputusan) Magang, karena belum punya pasangan tetap,” lanjut Susy.

Susy menjelaskan bahwa saat itu Tontowi memang sudah ada rencana untuk berpasangan dengan Apriyani Rahayu, namun belum ada kepastian mengenai rencana ke depannya, apalagi di ganda putri, Apriyani bersama Greysia Polii telah lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Di tengah kondisi ini, PBSI masih memberikan kesempatan pengiriman ke turnamen-turnamen untuk Tontowi, namun seluruh program pengiriman tentunya harus disertai dengan target yang jelas. Masih menggantungnya soal pasangan main serta target ini membuat PBSI memberikan SK Magang kepada Tontowi dengan kesempatan empat kali try out. Apabila hasilnya baik, maka akan ada reward berupa extra try out untuk Tontowi, hal ini juga berlaku bagi semua atlet pelatnas.

Susy mengatakan bahwa di tahun 2020, PBSI harus bijak dalam mengatur prioritas hingga anggaran pengiriman pemain terutama bagi mereka yang diprogramkan untuk Olimpiade Tokyo 2020.

gregoria mariska vs tai tzu ying - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Gregoria Tak Bisa Lewati Hadangan Tai Tzu Ying di All England

Gregoria Mariska Tunjung tak bisa berbuat banyak saat menghadapi Tai Tzu Ying di babak kedua All England 2020. Tunggal putri Indonesia ini kandas dari pemain Taiwan itu dalam dua game langsung dengan skor 20-22, 16-21.

Gregoria tak kuasa hadapi Tai Tzu Ying

Di babak pertama, Gregoria yang unggul 8-5 balik tersusul menjadi 10-14 dan 12-17. Gregoria sempat membuka peluang saat mengantongi lima poin beruntun dan merebut game poin lebih dulu 20-18. Sayang setelah posisi memimpin, Gregoria tak bisa memanfaatkan kesempatannya untuk merebut kemenangan. Langkahnya terkunci dan akhirnya kalah 20-22.

“Tadi game pertama sempat ketinggalan juga 10-14 terus akhirnya unggul 20-18. Yang terjadi setelah unggul itu kaya keulang lagi pertandingan-pertandingan sebelumnya, kerasanya tegang dan kaya nafsu sendiri. Pas ada bola enak, pengennya langsung matiin. Padahal kan kalau pemain bagus nggak bisa kaya gitu,” beber Gregoria seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Memasuki game kedua, penampilan Gregoria tak juga membaik. Setelah unggul 3-1, Gregoria terus tertinggal 6-12, 11-16 dan kalah 16-21.

Gregoria: “Dia lebih di atas saya…”

“Di game kedua saya merasa lebih nggak bisa menemukan permainan. Dia kaya jauh banget di atas. Tangannya dia kan bagus, pukulannya juga bagus, sementara saya pukulannya cuma satu arah. Jadi begitu dia merubah pukulan, sayanya terlambat,” sambungnya.

Lebih lanjut Gregoria menegaskan dirinya akan memetik pelajaran dari kekalahan ini. Pemain yang karib disapa Jorji itu mengatakan dirinya harus lebih fokus dan lebih tenang di lapangan pertandingan. Hal ini penting agar bisa main lebih lepas di lapangan pertandingan.

“Kedepannya saya harus lebih fokus dan lebih tenang. Kalau lebih tenang mungkin mainnya bisa lebih lepas,” sambungnya lagi.

Indonesia tanpa wakil dari tunggal putri

Dengan demikian babak perempat final tunggal putri akan berjalan tanpa wakil dari Indonesia. Selain tunggal putri, wakil tunggal putra Indonesia juga tak ada lagi di babak tersebut. Begitu juga dengan ganda putri.

Harapan Indonesia kini ada di sektor ganda putra dan ganda campuran. Kedua sektor itu masing-masing meloloskan dua wakil ke babak delapan besar.

Di nomor ganda campuran, harapan Indonesia kini ada pada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Praveen/Melati mengalahkan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing dari Malaysia sementara Hafiz/Gloria kandaskan Thom Gicquel/Delphine Delrue asal Perancis di babak kedua.

Selanjutnya di perempat final, Hafiz/Gloria akan bertemu Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand). Pertandingan ini menjadi tantangan tersendiri buat pasangan Indonesia tersebut, sebab empat kali bertemu, Hafiz/Gloria belum pernah menang dari Puavaranukroh/Taerattanachai.

all england 2020 - badminton timnas indonesia
By - Writter

Keok di All England, Pelatih Tunggal Putra Evaluasi Besar-besaran

Hasil tak mengenakkan ditorehkan sektor tunggal putra di ajang All England 2020. Alih-alih berbicara banyak, sektor ini justru harus kandas di babak-babak awal. Bahkan dua harapan Indonesia yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie harus angkat koper di babak pertama. Sementara Shesar Hiren Rhustavito tak bisa mengatasi lawannya di babak kedua.

Hal ini membuat sektor ini mendapat sorotan. Sang pelatih, Hendry Saputra pun melakukan evaluasi mendasar atas hasil yang tak sesuai harapan tersebut.

Evaluasi pasca kekalahan di All England 2020

“Untuk Ginting, saya lihat dia merubah mainnya dari rally control jadi menyerang, karena mau cepat-cepat mematikan lawan. Sehingga banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Itu diulang sampai sama poinnya. Selanjutnya dia hilang fokus dan kepercayaan diri. Bukan karena Ginting jelek mainnya, tapi dari perubahan cara mainnya yang salah. Jadinya rugi,” beber Hendry seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Di laga pembuka, Anthony Ginting langsung kalah dari Rasmus Gemke asal Denmark dengan skor 14-21, 18-21. Sementara itu Jonatan tak bisa berbuat banyak saat menghadapi Lee Zii Jia asal Malaysia. Jonatan kalah 15-21, 13-21.

“Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Pulang nanti mesti dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya, untuk bisa tepat penggunaannya. Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbeban harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan,” beber Hendry.

Hendry: “Performa Shesar masih perlu diasah”

Sementara untuk Shesar, meski kalah, Hendry mengakui peningkatan performa dari anak didiknya tersebut. Hanya saja masih perlu untuk terus diasah, terutama soal kesabaran di lapangan dan kekuatan fisiknya.

Shesar terhenti di babak dua, juga dari Gemke, dengan laga yang cukup panjang selama 77 menit. Shesar berhasil merebut game pertamanya, namun akhirnya kalah setelah bermain rubber game, dengan skor akhir 21-18, 13-21, 19-21.

“Untuk Vito, dia kurang sabar dan merubah mainnya waktu poinnya unggul. Sehingga banyak melakukan error sendiri. Tapi saya lihat sudah bagus mainnya. Tinggal harus ditingkatkan lagi kekuatan kakinya dan fisiknya, untuk bisa main dalam durasi yang cukup panjang,” tegas Hendry.

Seperti tunggal putra, begitu juga di tunggal putri. Tak ada wakil Indonesia di babak delapan besar setelah harapan satu-satunya Gregoria Mariska Tunjung tak bisa berbuat banyak saat menghadapi Tai Tzu Ying di babak kedua. Gregoria kalah dua game langsung dari pemain Taiwan itu dengan skor akhir 20-22 dan 16-21.

tim bukutangkis indonesia - idnsportsliga
By - Writter

Baru Tiba di Filipina, Tim Bulutangkis Indonesia Langsung Jajal Arena Pertandingan

Tim Bulutangkis Indonesia tidak ingin berlama-lama untuk mencoba arena pertandingan turnamen Badminton Asia Team Championship (BATC) 2020 yang bertempat di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Filipina. Tak berapa lama setelah mendarat di Filipina, tim Indonesia langsung menggelar latihan keesokan harinya.

Tes lapangan alaa Tim Bulutangkis Indonesia

Saat menjalani latihan hari pertama, tim Indonesia harus berhadapan dengan kondisi stadion yang belum seratus persen rampung. Hal ini membuat para pemain belum bisa melakukan adaptasi maksimal dengan kondisi lapangan termasuk arah angin dan pencahayaan.

Sebagaimana dikatakan manajer tim bulutangkis Indonesia, Susy Susanti, situasi tersebut tidak mengurangi semangat para pemain Indonesia untuk siap tempur. Mantan pebulutangkis nasional itu menegaskan timnya dalam kondisi siap tanding.

“Kondisi tim cukup baik, semua sehat, itu yang paling utama, yang paling penting. Kami harus benar-benar jaga. Hari ini pertama kali latihan di arena pertandingan, semua berjalan lancar. Yang paling utama itu memang kami fokus menjaga kesehatan atlet dan mereka bisa main maksimal,” beber Susy seperti dilansir dari Badmintonindonesia.org.

Pembatalan Gala Dinner

Selain itu Susy juga mengkonvirmasi batalnya salah satu agenda sebelum pertandingan yakni gala dinner. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi para atlet di tengah merebaknya wabah virus corona.

“Iya, gala dinner batal, karena situasi lagi begini. Memang alangkah baiknya kalau tidak berkumpul dengan banyak orang, kami mesti protect diri, jaga diri dan selalu dalam kondisi baik,” sambung Susy.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada perhelatan kali ini, ada sejumlah negara yang batal tampil. Setidaknya ada dua negara yang tak ambil bagian yakni China dan Hong Kong. Hal ini tentu erat kaitannya dengan wabah virus corona.

Susi: “Kami sih siap saja…”

“Memang besok baru akan ditentukan, apakah ada re-draw, atau bagimana. Kami siap saja, situasi seperti ini kan ada yang bisa diuntungkan, ada yang dirugikan, namanya pertandingan dan situasinya begini, jadi ya kalau dari kami sih siap saja, mau lawan siapa pun,” beber Susy terkait kemungkinan untuk melakukan undian ulang menyusul absennya dua negara tersebut.

Berdasarkan hasil undian sebelumnya, tim putra Indonesia berada di Grup A bersama India dan Filipina. Indonesia menempati unggulan pertama dan berstatus juara bertahan. Sementara itu tim putri Indonesia berada di Grup Y. Tim putri Indonesia harus bersaing dengan tim kuat Thailand dan tuan rumah Filipina.

Indonesia menurunkan formasi terbaik. Segenap amunisi dikerahkan baik di sektor putra maupun putri termasuk para pemain andalan seperti Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, hingga ganda putra nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Hendra Setiawan dan Mohamad Ahsan - the daddies - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Indonesia Raih Satu Gelar dari BWF World Tour Finals 2019

Indonesia sukses raih satu gelar dari BWF World Tour Finals 2019. Pasangan senior ganda putra, Hendra Setiawan dan Mohamad Ahsan menjadi penyelamat wajah Indonesia di turnamen akhir tahun itu.

Pasangan senior berjuluk The Daddies itu sukses menjungkalkan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo dan Yuta Watanabe. Hendra dan Ahsan menang dua game langsung dengan skor akhir 24-22 dan 21-19.

The Daddies sukseskan timnas Indonesia raih satu gelar di BWF World Tour Finals

Usai pertandingan Ahsan mengaku sangat bersyukur dengan hasil tesebut. Ia mengatakan gelar tersebut di luar harapan dan target mereka.

the daddies badminton indonesia - www.idnsportsliga.com

“Alhamdulillah, pastinya sangat bersyukur karena sudah diberi gelar juara yang banyak. Amazing-lah buat kami. Dapat gelar juara di turnamen ini di luar ekspektasi kami,” beber Ahsan seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Hal senada disampaikan Hendra Setiawan. Hendra bahkan menyebut tahun ini menjadi salah satu tahun terbaik bagi mereka.

“Pastinya bersyukur dan senang, tahun ini benar-benar luar biasa buat kami. Ini jadi gelar juara penutup akhir tahun yang luar biasa. Tapi setelah ini, kami harus lebih siap lagi untuk tahun depan. Dan itu yang menurut kami lebih penting,” sambungnya.

Ahsan: “Ini gelar pertama…”

Ini bukan merupakan gelar pertama bagi mereka dari ajang tersebut. Keduanya sudah dua kali meraih podium tertinggi masing-masing di Malaysia pada 2013 dan di Dubai pada 2015.

“Kami cukup puas dengan penampilan secara keseluruhan dari mulai awal tahun sampai hari ini. Tapi puasnya hanya untuk tahun ini saja. Kami masih harus menghadapi tahun berikutnya,masih banyak turnamen-turnamen kedepan,” sambung Ahsan.

Terkait pertandingan final, Ahsan mengatakan keduanya sempat kewalahan meladeni permainan pasangan Jepang. Di game kedua, mereka sempat tertinggal, namun berhasil mengejar dan berbalik unggul.

“Di pertandingan ini, sebenarnya mereka lebih berani ngadu dan nggak terlalu banyak buka, jadi tadi kami sempat kewalahan juga. Dan waktu kami tertinggal di game kedua, kami pikir pertandingan ini belum selesai dan masih ada kesempatan untuk mengejar. Jadi kami coba cari jalan keluar satu per satu untuk mendapatkan poin. Ternyata Alhamdulillah bisa dan menang,” lanjut Ahsan.

Berikut hasil lengkap final BWF World Tour Finals 2019

MS – Kento Momota (Jepang) vs Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) 17-21, 21-17, 21-14.

MD – Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan (Indonesia) vs iroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) 24-22, 21-19

XD – Zheng Siwei/Huang Yaqiong (CHN) vs Wang Yilyu/Huan Donping (CHN) 21-14, 21-14

WD – Chen Qingchen/Jia Yifan (CHN) vs Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (JPN) 21-14, 21-10

WS – Chen Yufei (CHN) vs Tai Tzu Ying (TPE) 12-21, 21-12, 21-17

performa anthony ginting - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Pelatih Tunggal Putra Puas dengan Performa Ginting di BWF World Tour Finals

Kepala Pelatih Tunggal Putra, Hendry Saputra puas dengan performa Anthony Sinisuka Ginting di ajang BWF World Tour Finals 2019. Anak asuh Hendry Saputra itu mengakhiri kompetisi penutup tahun dengan status runner up.

anthony ginting - idnsportsliga.com

Menurut Hendry, mencapai babak final merupakan pencapaian tersendiri. Hasil akhir di partai final itu tergantung banyak faktor.

Hendry: “Saya puas dengan performa Ginting…”

“Kalau berbicara hasil saya rasa untuk tunggal putra sudah oke. Kami sudah sampai final, nggak ada yang lebih tinggi lagi. Tinggal pilihannya juara atau runner up,” beber Hendry Saputra seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Pada turnamen yang digelar di Guangzhou, China ini langkah Ginting menuju tanggal juara dihadang  Kento Momota. Ginting menyerah dari pemain asal Jepang itu usai bertarung selama tiga game dengan skor akhir 21-17, 17-21 dan 14-21.

Hendry menyebut kekalahan Ginting di partai final bukan karena alasan fisik dan teknik. Ia melihat masalah di kaki Ginting sangat mempengaruhi performanya.

“Secara keseluruhan penampilan Ginting sudah oke. Di game pertama dia oke, begitu juga di game kedua. Secara kualitas sangat bisa mengimbangi, bahkan unggul di pertandingan tadi. Tapi kalau saya perhatikan di pertandingan tadi, sepertinya kendala Ginting ada di kaki, bukan dari tenaga, teknik atau yang lainnya. Jadi memang tadi di game ketiga itu pergerakan kakinya sudah nggak bisa maksimal,” sambungnya.

Ginting diminta latih kekuatan kaki

Karena itu Hendry meminta semua pihak untuk menerima hasil tersebut. Setelah ini ia mengatakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan ginting adalah meningkatkan kekuatan kakinya.

“Saya rasa kita harus terima hasil ini, karena memang Ginting juga sudah berjuang dengan sangat maksimal dan bagus sekali penampilannya. Jadi pekerjaan rumahnya, setelah kejuaraan ini, harus lebih ditingkatkan dan dilatih lagi kekuatan kakinya,” lanjutnya.

Performa Ginting juga mendapat apresiasi dari Momota. Menurut pemain nomor satu dunia itu, Ginting tampil baik dan performanya semakin meningkat.

“Ginting terus dan terus menjadi lebih baik. Begitupun dengan hari ini, dia bermain sangat baik sekali. Saya melihat ada sesuatu yang berbeda dari dia. Setelah juara ini, masih ada turnamen-turnamen berikutnya. Dan saya sendiri tentunya harus siap untuk pertandingan selanjutnya, apalagi kalau harus bertemu Ginting lagi,” beber Momota.

Jojo jadi wakil di tunggal putra

Selain Ginting, di sektor tunggal putra Indonesia juga diwakili oleh Jonatan Christie. Sayangnya langkah Jonatan terhenti di babak penyisihan grup setelah menuai dua kekalahan dan satu kemenangan.

jojo - jonathan christie - idnsportsliga

“Kalau untuk Jonatan, saya lihat memang kondisinya kurang prima saat turun dikejuaraan ini. Selain itu, memang harus diakui juga, dengan kondisi lapangan yang seperti ini, hanya ada beberapa pemain saja yang bisa mengatasi dan menguasainya. Jonatan salah satu pemain yang cukup kesulitan dengan kondisi seperti ini. Kondisi seperti ini juga cukup berpengaruh untuk para pemain,” komentar Hendry terkait performa Jojo, sapaan akrab Jonatan Christie.

Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon - idnsportsliga.com
By - Writter

Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon Kalah di Laga Kedua BWF World Tour Finals 2019

Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meraih hasil minior di laga kedua penyisihan Grup A BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou, China. Pasangan terbaik Indonesia ini menyerah dari pasangan Jepang, Hiroyuki Endo dan Yuta Watanabe. Bertarung tiga game, pertandingan yang berlangsung di Tianhe Gymnasium pada Kamis, 12 Desember 2019 itu berakhir dengan skor 11-21, 21-14, dan 11-21.

the minions - Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon - idnsportsliga.com

The Minions tumbang di laga kedua BWF World Tour Finals 2019

Pasangan Indonesia berjuluk The Minions mengawali pertandingan dalam situasi kurang meyakinkan. Keduanya sempat tertinggal cukup jauh di game pertama. Alhasil keduanya harus kehilangan game pertama.

Setelah bangkit di game kedua, performa The Minions tak bisa konsisten di game penentuan. Selain gagal mengembangkan permainan, The Minions selalu berada dalam tekanan pasangan Jepang itu sehingga akhirnya menyerah di game penentuan.

Kevin Sanjaya: “Lawan lebih siap…”

Usai pertandingan Kevin Sanjaya mengakui lawan lebih siap menghadapi pertandingan itu. Selain itu Kevin mengakui pasangan Jepang itu tampil lebih baik.

“Hari ini lawan lebih siap dari kami dan mainnya juga lebih baik,” beber Kevin Sanjaya seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Menurut Marcus Gideon, pasangan Jepang itu tampil lebih tenang. Mereka tak kerap membuang poin. Sebaliknya, pasangan Jepang mampu menguasai pertandingan dan melancarkan serangan demi serangan yang kerap berbuah poin. Longgarnya pertahanan menjadi alasan lain di balik kekalahan The Minions.

“Lawannya nggak gampang mati. Terus hari ini juga shuttlecock-nya lebih berat daripada kemarin. Dan tenaga kami juga banyak terkuras. Kami juga merasakan defend hari ini kurang rapat dan kalah rapat dari lawan. Selain itu, di akhir-akhir kami banyak mati sendiri,” beber Gideon.

Kemenangan ini sangat penting bagi Endo dan Watanabe. Mengantongi dua kemenangan membuat mereka memastikan satu tempat di babak semi final. Sementara itu The Minions harus bekerja keras di laga terakhir penyisihan grup. Keduanya wajib menang bila ingin lolos ke babak selanjutnya.

Marcus dan Kevin kembali menghadapi pasangan Jepang lainnya di laga terakhir penyisihan grup. Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda akan menjadi lawan yang menentukan langkah mereka di ajang ini.

Menghadapi laga krusial ini, Kevin mengaku akan tampil maksimal.  Ia menyebut peluang selalu ada bagi kedua pasangan.

“Untuk besok kami akan berusaha melakukan yang terbaik saja. Yang pasti kami akan lakukan yang terbaik untuk besok. Karena peluang selalu ada untuk siapapun,” ungkap Minions.

Berbeda dengan Kevin dan Marcus, pasangan ganda putra senior, Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan berhasil mengantongi kemenangan kedua dan memastikan satu tiket babak semi final.

Jonatan Christie debut manis di final
By - Writter

Jonatan Christie Ukir Debut Manis di BWF World Tour Finals 2019

Jonatan Christie sukses mencatatkan debut manis di ajang BWF World Tour Finals 2019 yang tengah berlangsung di Guanzhou, China. Pemain tunggal putra Indonesia ini sukses menumbangkan Anders Antonsen di laga pertama penyisihan Grup A pada Rabu, 11 Desember 2019 lalu.

jojo - bwf - idnsportsliga.com

Bermain di Tianhe Gymnasium, Jojo, demikian sapaan pebulutangkis kelahiran Jakarta itu, memetik kemenangan dengan skor 23-21 dan 21-16 dalam waktu 53 menit. Usai pertandingan Jojo mengatakan kemenangan itu tidak lepas dari kecakapannya untuk mengatur strategi menghadapi perubahan arah angin.

Jonatan Christie berhasil mengukir debut termanis

“Hari ini kondisinya angin dan shuttlecock-nya sangat berbeda dengan sesi latihan kemarin. Jadi mau nggak mau saya harus lebih pintar ngatur-ngatur strateginya. Dari game pertama saya pilih lapangan yang menang angin dulu, karena power dan tenaganya masih ada, jadi bisa lebih fokus buat coba lebih menyerang. Puji Tuhan terbukti berhasil,” ungkap Jonatan Christie seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Sekalipun mampu memenangi laga dalam dua game, tidak mudah bagi Jojo untuk mengatasi perlawanan wakil Denmark itu. Jojo sempat memimpin jauh di awal game kedua, namun Antonsen berhasil memperkecil ketertinggalan. Hal ini tidak lepas dari perubahan strategi yang digunakan oleh lawannya itu.

Jojo: “Saya masih bisa atasi lawan…”

“Di game kedua saya masih bisa mengatasi permainan lawan. Tapi saya sempat sedikit nge-drop waktu posisi unggul 17-5, lawan langsung mengubah pola ke permainan cepat dan saya sempat agak kesusahan waktu itu. Tapi pelan-pelan saya bisa fokus lagi untuk ambil kemenangan,” sambungnya.

Kemenangan ini membuka peluang bagi Jojo untuk melangkah ke babak semi final. Di laga selanjutnya, ia akan ditantang pemain asal Taiwan, Wang Tzu Wei. Menurut Jojo ia akan berusaha untuk menjaga momentum terutama saat memimpin perolehan poin.

“Untuk besok, kalau sudah leading, sebisa mungkin tempo mainnya jangan sampai berubah. Kalau lawan mengubah tempo main, ya setidaknya saya harus bisa mengikuti. Pokoknya harus dijaga ritmenya dan harus lebih tenang lagi,” harap Jojo.

Selain itu Jojo mengatakan dirinya ingin lebih menikmati setiap pertandingan di ajang penutup tahun ini. Ia akan memperbaiki beberapa hal yang kurang maksimal di laga pertama.

“Saya mau coba untuk lebih menikmati penampilan pertama saya di world tour finals ini. Kalau ada kesempatan untuk menang ya kenapa tidak. Kalau dibilang puas, hari ini mungkin baru 60 persen puasnya, masih ada beberapa poin yang harus diperbaiki untuk pertandingan besok. Semoga besok bisa lebih baik penampilannya,” tegasnya.

Hafiz Faisal dan Gloria Widjaja petik kemenangan
By - Writter

Hafiz Faisal dan Gloria Widjaja Beberkan Kunci Petik Kemenangan di Laga Pertama BWF World Tour Finals

Pasangan ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja sukses memetik kemenangan di laga pertama penyisihan Grup B BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou. Hafiz dan Gloria memenangi perang saudara menghadapi sesame wakil Indonesia yakni Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti.

Pertandingan kedua tim berjalan dalam tempo 34 menit dengan skor akhir 21-11 dan 21-19 untuk kemenangan Hafiz dan Gloria.

Ini dia rahasia kemenangan Hafiz Faisal dan Gloria Widjaja

Keduanya membeberkan kunci kemenangan di laga tersebut.  Menurut Gloria timnya berusaha menikmati setiap pertandingan. Sejak awal mereka berniat untuk tampil tanpa beban dan berusaha mengeluarkan permainan terbaik.

“Dari awal kami memang sudah siap, karena ini kan bukan turnamen biasa, jadi memang rasanya harus maksimal saja mainnya. Tapi kami nggak mau ini menjadi beban. Makanya tadi di lapangan kami nothing to lose saja, coba untuk nikmati pertandingan dan asik di lapangan. Karena yang pentin kami sudah berusaha maksimal mengeluarkan permainan terbaik,” beberp Gloria Emanuelle Widjaja seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Kemenangan ini sangat penting bagi keduanya. Ini menjadi modal penting bagi mereka untuk menghadapi laga selanjutnya sekaligus menjaga peluang lolos ke babak semi final.

“Pastinya kemenangan ini sangat berharga dan penting buat kami. Apalagi kami menangnya straight game. Modal yang baik untuk bersaing di grup ini,” sambungnya.

Tak ingin berikan poin gratis pada lawan

Untuk menghadapi laga selanjutnya masih ada hal yang harus mereka benahi. Sebagaimana diakui Hafiz mereka harus mengurangi kesalahan sendiri dan menghindari memberikan poin secara gratis kepada lawan.

“Masih ada sedikit kendala, tapi masih bisa kami atasi dan jadi bahan evaluasi untuk pertandingan selanjutnya. Hari ini kami masih sering mati sendiri, bola-bola yang harusnya masuk, jadi out. Nah itu yang harus kami kurangi di pertandingan selanjutnya,” ungkap Hafiz Faizal.

Sementara itu bagi Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti, kekalahan ini membuat mereka harus memenangi pertandingan kedua demi membuka peluang ke babak selanjutnya. Praveen mengakui di laga pertama ini mereka tampil kurang meyakinkan. Ia menyebut mereka tertekan sejak awal pertandingan.

Praveen: “Dari awal, lawan sudah berikan tekanan…”

“Dari awal pertandingan harus diakui kami sudah tertekan dan mereka juga bermain bagus hari ini. Sepertinya mereka sudah lebih siap untuk melawan kami,” tandas Praveen.

Hal senada diakui oleh Melati. Menurutnya, mereka sudah berusaha untuk keluar dari tekanan di game kedua. Namun perjuangan mereka mencapai antiklimaks di akhir game kedua.

Lawan berat menanti Hafiz dan Gloria di laga kedua. Mereka akan menantang unggulan pertama sekaligus andalan tuan rumah, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Sementara itu Praveen dan Melati akan beradu dengan pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan
By - Writter

Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan Kembali Masuk Pelatnas PBSI

Pengurus Pusat PBSI (PP PBSI) baru saja mengumumkan daftar atlet yang akan menghuni pelatnas tahun 2020. Salah satu pasangan yang masuk dalam daftar tersebut adalah Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan.

Negosiasi panjang agar keduanya kembali ke Pelatnas PBSI 2020

Pemanggilan pasangan nomor dua dunia ini cukup mengejutkan. Pasalnya tahun 2019 keduanya sempat memutuskan keluar dari pelatnas PBSI. Keduanya lebih memilih jalur profesional di antaranya dengan ambil bagian di turnamen antarklub Premier Badminton League di India.

Namun tahun mendatang, pasangan yang karib disapa The Daddies itu akan kembali menghuni Pelatnas PBSI. Tentu banyak alasan yang berada di balik hal ini. Sebagaimana dikatakan pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat, Hendra dan Ahsan sangat dibutuhkan di pelatnas di antaranya untuk menjadi panutan bagi para pebulutangkis lain.

The Daddies comeback

The Daddies adalah pasangan paling senior di pelatnas saat ini. Ahsan sudah berusia 32 tahun sementara itu Hendra berusia 35 tahun. Keduanya pun menjadi pebulutangkis dengan pengalaman paling banyak.

Hal ini membuat mereka bisa menjadi panutan bagi para pebulutangkis lain. Ditambah lagi di usia yang tak muda lagi keduanya tetap mampu berprestasi, hal ini dibuktikan dengan rangking dunia yang mereka peroleh.

Hendra dan Ahsan sukses meraih sejumlah gelar bergengsi di tahun 2019. Keduanya menjadi juara All England dan Kejuaraan Dunia. Selain itu keduanya keluar sebagai pemenang turnamen penutup tahun, BWF Super Series Finals 2019 yang berlangsung di Guangzhou, China.

Pemain komplit

“Mereka (Ahsan/Hendra) tipenya komplit ya, bisa main keras bisa main pelan. Bisa defensif juga, bisa menyerang juga, jadi komplit lah. Mereka mainnya tenang, percaya dirinya ada. Pengalamannya bagus,” beber Aryono Miranat yang dilansir dari SportFEAT.

Hal senada disampaikan Herry IP. Ia menyebut The Daddies telah menjadi panutan bagi para pemain ganda putra lainnya. Banyak hal positif yang bisa ditiru para pemain lainnya dari pasangan ganda putra kawakan ini.

“Contoh buat Ahsan/Hendra ini banyak. Karena mereka role model-nya ganda putra, salah satu contohnya ya Ahsan/Hendra ini. Bisa kedisiplinannya, motivasinya, rasa nggak kamu kalah sama pemain muda,” beber Herry IP.

Selain itu The Daddies bisa menjadi contoh bagi para pemain lainnya dalam hal disiplin dan motivasi. Meski telah berkeluarga keduanya tetap bisa berprestasi.

“Walaupun mereka sudah punya keluarga, meninggalkan keluarga begitu lama (karena turnamen), mereka tetap bisa mengatur waktu. Disiplin dan motivasi mereka harus jadi contoh buat pemain-pemain muda. Kalau seniornya saja tidak mau kalah, berarti pemain mudanya juga harus lebih daripada mereka,” sambung Herry IP.

Barcelona vs Deportivo Alaves
By - Writter

Barcelona Tutup Tahun 2019 dengan Kemenangan

Barcelona sukses tutup tahun 2019 dengan indah. Tim asal Catalonia itu sukses memetik kemenangan di pekan ke-18 La Liga Spanyol yang berlangsung pada Sabtu, 21 Desember 2019. Menghadapi Deportivo Alaves di kandang sendiri di Stadion Camp Nou, Barcelona (Blaugrana) menang dengan skor 4-1.

Empat gol kemenangan

Empat gol Blaugrana dicetak oleh Antoine Griezmann di menit ke-14, Arturo Vidal di menit ke-45, Lionel Messi di menit ke-69, dan Luis Suarez di menit ke-75 dari titik penalti. Satu-satunya gol tim tamu dicetak oleh Pere Pons di menit ke-41.

Kemenangan ini membuat Barcelona berhak atas tiga poin dan kini mengemas total 39 poin dari 18 pertandingan. Barcelona memimpin dua poin dari Real Madrid di urutan kedua. Sementara itu kekalahan ini membuat Alaves tertahan di papan bawah, tepatnya di posisi ke-15 dengan raihan total 19 poin dari 18 pertandingan.

Akhirnya Barcelona bisa tutup tahun 2019 dengan hasil gemilang

Barcelona yang menekan sejak menit pertama sempat mencetak gol di menit ketujuh namun gol dari Lionel Messi dianulir wasit karena menganggap pemain asal Argentina itu lebih dulu berada dalam posisi offside.

Barcelona baru memimpin di menit ke-14. Berawal dari umpan silang Luis Suarez, Griezmann sukses menggetarkan gawang tuan rumah. Tim tamu sempat menyamakan kedudukan jelang babak pertama berakhir. Namun Barcelona kembali unggul di menit terakhir paruh pertama.

Di babak kedua Barcelona tampil semakin agresif. Tuan rumah pun sekses menambah dua gol untuk mengunci kemenangan menjadi 4-1.

Valverde: “Kami beruntung miliki Messi…”

Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde mengaku timnya beruntung memiliki Lionel Messi. Ia menilai pemain berjuluk La Pulga atau Si Kutu itu mampu menjadi penyelamat bagi timnya dalam berbagai situasi.

“Memiliki (Messi) adalah keuntungan besar bagi kami. Leo bisa unjuk gigi di momen apapun dan mencetak gol dari mana saja,” beber Valverde.

“Ini adalah musim yang sulit sejauh ini, seperti yang diharapkan. Kami tidak memiliki keunggulan seperti yang kami lakukan pada dua musim sebelumnya, tetapi kami masih berada dalam posisi yang baik,”sambungnya.

Lebih lanjut pelatih berusia 55 tahun itu mengatakan timnya akan terus berbenah di tahun mendatang. Ia berharap timnya mampu meningkatkan performa agar menjadi lebih baik dan konsisten.

“Semuanya akan diputuskan pada musim semi, dan kita harus berada dalam posisi yang baik ketika itu terjadi. Ada hal-hal yang dapat kita tingkatkan, karena kita memiliki standar yang tinggi dan ingin mempertahankannya,” bebernya.

Susunan pemain Barcelona versus Deportivo Alaves

Barcelona (4-3-3): 1-Ter Stegen; 20-Sergi Roberto, Gerard Pique, 23-Samuel Umtiti, 18-Jordi Alba; 22-Arturo Vidal, 5-Sergio Busquets, 19-Carles Alena; 10-Lionel Messi, 9-Luis Suarez, 17-Antoine Griezmann.

Pelatih: Ernesto Valverde

Deportivo Alaves (4-4-1-1): 1-Fernando Pacheco; 21-M Aguirregabiria, 4-R Ely, 23-Ximo Navarro, 3- R Duarte; 18-Aleix Vidal, 20-Pere Pons, 19-Manu Garcia, 22-M Wakaso; 15-Javier Munoz; 7-Lucas Perez.

Pelatih: Asier Garitano

pelatnas pbsi 2020 - idnsportsliga.com
By - Writter

Banyak Pemain Muda Dipanggil, Pelatnas PBSI 2020 Kian Gemuk

PP PBSI memanggil banyak pemain muda untuk menjadi pemain Pelatnas PBSI 2020. Sebagaimana dilansir dari badmintonindonesia.org, penghuni Pelatnas PBSI tahun depan semakin gemuk dari sebelumnya 98 atlet menjadi 105 atlet.

Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI mengaku pihaknya sengaja memanggil lebih banyak pemain muda sebagai bagian dari menjaga rantai regenerasi agar tidak putus.

“Pertimbangannya kami banyak merekrut pemain muda, karena memang kami sedang menyaring bibit-bibit muda yang potensial untuk dibina di pelatnas,” beber Susy.

Pelatnas PBSI tahun 2020 semakin gemuk

Selain memanggil banyak pemain muda, PBSI juga kembali memasukan nama Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan dalam daftar penghuni pelatnas PBSI. Hal ini didasarkan pada pengalaman dan prestasi pasangan tersebut selama tahun 2019.

“Ada beberapa pemain senior yang mengundurkan diri karena tidak mampu bersaing dan tidak memenuhi target dari PBSI. Mereka ingin berkarir secara profesional di luar pelatnas,” lanjut Susy.

Sejak 16 Desember 2019 lalu seluruh penghuni PBSI dipulangkan ke klub masing-masing. Selanjutnya mereka yang kembali dipanggil atau yang baru dipanggil akan kembali bergabung di pelatnas pada awal tahun 2020. Pada 6 Januari 2020 Pelatnas PBSI akan kembali bergeliat.

Berikut daftar nama pemain pratama Pelatnas PBSI 2020

Tunggal putra

  1. Syabda Perkasa Belawa (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  2. Yonathan Ramlie (Exist, DKI Jakarta)
  3. Christian Adinata (Tangkas, DKI Jakarta)
  4. Bobby Setiabudi (Djarum Kudus, Jawa Tengah
  5. Muhammad Sultan N. Mayang (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  6. Tegar Sulistio (Exist, DKI Jakarta)
  7. Alvi Wijaya Chairullah (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)
  8. Muh. Asqar Harianto (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  9. Damas Mawardi Putra (Exist, DKI Jakarta)
  10. Yonanes Saut Marcelino (Jaya Raya, DKI Jakarta)

Tunggal putri

  1. Stephanie Widjaja (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  2. Aisyah Sativa Fatetani (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  3. Siti Sarah Azzahra (Exist, DKI Jakarta)
  4. Ester Nurumi Tri Wardoyo (Exist, DKI Jakarta)
  5. Saifi Rizka Nurhidayah (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)
  6. Tasya Farahnailah (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  7. Komang Ayu Cahya Dewi (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  8. Bilqis Prasista (Djarum Kudus, Jawa Tengah)

Ganda putra

  1. Pramudya Kusumawardana Riyanto (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  2. Yeremia Erich Yoche Yacob (Exist, DKI Jakarta)
  3. Muhammad Rayhan Nur Fadillah (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  4. Rahmat Hidayat (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  5. Amri Syahnawi (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  6. Muhammad Fachrikar P. Mansur (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  7. Asghar Herfanda (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  8. Rian Canafaro (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  9. Chrisandy Santosa (Exist, DKI Jakarta)
  10. Enzo Ramadhan Satriadi (Exist, DKI Jakarta)

Ganda putri

  1. Melanni Mamahit (Exist, DKI Jakarta)
  2. Tryola Nadia (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  3. Putri Larasati (Exist, DKI Jakarta)
  4. Jesita Putri Miantoro (Exist, DKI Jakarta)
  5. Rachel Alleyssia Rose (Exist, DKI Jakarta)
  6. Meilysia Trias Puspita (Exist, DKI Jakarta)
  7. Nethania Irawan (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  8. Febi Setianingrum (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  9. Kelly Larissa (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  10. Savira Nurul Husnia (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  11. Febby Valencia Dwijayanti Gani (Djarum Kudus, Jawa Tengah)

Ganda campuran

  1. Rehan Naufal Kusharjanto (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  2. Lisa Ayu Kusumawati (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  3. Ghifari Anandaffa Prihardika (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  4. Angelica Wiratama (Exist, DKI Jakarta)
  5. Zachariah Josiahno Sumanti (Tangkas, DKI Jakarta)
  6. Hediana Julimarbela (Exist, DKI Jakarta)
  7. Indah Cahya Sari Jamil (Djarum Kudus, Jawa Tengah)
  8. Teges Satriaji Cahyo (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  9. Lanny Tria Mayasari (Jaya Raya, DKI Jakarta)
  10. Muhammad Yusuf Maulana (Exist, DKI Jakarta)
Greysia Polli raih medali emas sea games - idnsportsliga
By - Writter

Usai Menanti 14 Tahun, Greysia Polli Akhirnya Raih Medali Emas SEA Games

Penantian panjang Greysia Polii untuk meraih medali emas SEA Games akhirnya terwujud. Butuh waktu 14 tahun bagi pemain ganda putri bulu tangkis itu untuk meraih medali emas. Bersama pasangannya, Apriyani Rahayu, Greysia sukses mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di ajang pesta olahraga tingkat Asia Tenggara tersebut.

Medali emas SEA Games bagi Greysia

Greysia dan juniornya itu meraih medali emas setelah di babak final mampu mengatasi perlawanan pasangan Thailand Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong. Pasangan yang masuk rangking 8 besar dunia itu menang mudah dua game langsung dengan skor 21-3, dan 21-18.

Usai pertandingan Greysia tak kuasa menahan kegembiraan. Ia berharap medali emas tersebut menjadi batu loncatan bagi mereka untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.

Greysia: “14 tahun saya menunggu…”

“Setelah 14 tahun saya akhirnya bisa dapat medali emas. Sebelumnya paling bagus dengan medali perak. Rasanya senang dan bersyukur sekali. Ini menjadi batu loncatan buat kami, semoga kedepannya lebih baik lagi,” tandas Greysia seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Selanjutnya Greysia mengatakan medali emas tersebut dipersembahkan kepada para penjasa terutama orang tua, keluarga, pelatih, PBSI dan seluruh rakyat Indonesia.

“Medali emas ini kami persembahkan untuk orangtua kami, keluarga, pelatih, PBSI dan seluruh masyarakat Indonesia,” sambung Greysia.

Greysia mulai bertarung di arena SEA Games sejak edisi 2005 di Filipina. Saat itu berpasangan dengan Jo Novita ia hanya mampu meraih medali perak setelah kalah dair pasangan Malaysia Wong Pei Tty/Chin Pei Hui di babak final.

Dua tahun kemudian di Thailand, Greysia dan Jo kembali pulang dengan raihan medali perak. Kali itu keduanya kalah dari rekan senegara yakni Liliyana Natsir dan Vita Marissa.

Penantian yang hampir berakhir

Dua tahun berselang di Laos, Greysia kembali tampil. Kali ini ia berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari. Greysia dan Nitya gagal meraih medali setelah kalah dari pasangan Thailand Savitree Amitrapai/Vacharaporn Munkit di babak delapan besar. Keduanya menyerah usai bertarung tiga game dengan skor akhir 19-21, 21-7, 10-21

Penantian medali emas Greysia nyaris berakhir di Jakarta pada 2011. Sayangnya pada saat itu Greysia batal tampil karena sedang dibekap cedera. Greysia baru tampil di SEA Games Myanmar pada 2013. Saat itu ia pun harus membawa pulang medali perak setelah kalah dari pasangan Malaysia Woon Khe Wei/Vivian Hoo Kah Mun.

Greysia tak ambil bagian di SEA Games 2015 di Singapura. Ia baru memperkuat tim Indonesia di SEA Games dua tahun kemudian di Malaysia. Malang baginya. Berpasangan dengan Apriyani Rahayu keduanya kalah di babak pertama dari pasangan Thailand Jongkolphan Kititharakul dan Rawinda Prajongjai.

Jonatan Christie Final Badminton BWF Tour 2019
By - Writter

Sebagai Debutan, Jonatan Christie Siap Hadapi BWF World Tour Finals 2019

Dalam hitungan hari turnamen akhir tahun bertajuk BWF World Tour Finals 2019 akan digelar di Guangzhou, China. Indonesia mengirim tujuh wakil di turnamen tersebut. Salah satunya adalah debutan di sektor tunggal putra yakni Jonatan Christie.

Jonatan Christie siap berikan yang terbaik

Jojo, demikian sapaan akrab Jonatan pun antusias menghadapi turnamen penutup tahun tersebut. Pemain kelahiran Jakarta itu menegaskan dirinya sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk meraih hasil terbaik di ajang tersebut.

“Puji Tuhan ini penampilan perdana saya di kejuaraan World Tour Final. Rasanya cukup antusias. Apalagi hasil di turnamen ini masuk kedalam perhitungan Olimpiade 2020, jadi tentu saja saya akan berusaha semaksimal mungkin mendapatkan hasil terbaik di turnamen ini. Ada sedikit perasaan tegang karena ini kan World Tour Final, semua pemain terbaik dunia ada di sini,” tandas Jonatan seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Jojo: “Saya harus fokus…”

Lebih lanjut ia mengatakan tim pelatih pun sudah memberikan arahan kepadanya. Ia diminta untuk fokus di turnamen yang dianggap sebagai pra Olimpiade 2020 itu.

“Pelatih saya juga bilang kalau saya harus fokus di kejuaraan ini. Katanya, anggap saja seperti pra Olimpiade 2020. Karena kan memang pemain yang turun kemungkinannya kurang lebih sama,” sambungnya.

Terkait kondisinya, pemain kelahiran Jakarta itu mengatakan dirinya dalam kondisi siap. Sekalipun sempat tampil di SEA Games 2019, ia mengatakan dirinya mampu menjaga kondisi agar terhindar dari sakit dan cedera.

“Sejauh ini kondisi saya oke dan fit. Selama persiapan dan setelah SEA Games kemarin, saya terus menjaga kondisi supaya jangan sampai sakit dan jauh dari cedera. Selama persiapan juga saya lebih fokus mematangkan strategi dan pola permainan,” lanjutnya.

Jojo tak ingin terbebani

Jonatan akan bersaing dengan para pemain hebat dari berbagai negara. Jojo mengatakan dirinya tidak mau terlalu terbebani dengan target. Ia mengatakan segala sesuatu bisa saja terjadi di lapangan dan jauh dari perkiraan atau prediksi.

Sepanjang tahun ini Jojo mampu meraih dua gelar yakni New Zealand Open dan Australia Open. Kedua turnamen itu masuk dalam kategori World Tour Super 300. Sementara itu di ajang Japan Open dan French Open yang masuk kategori World Tour Super 750, Jojo hanya mampu menjadi runner up.

Terkait performa tersebut, Jojo menilai dirinya sudah bisa tampil lebih konsisten dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian ia menandaskan masih ada banyak pekerjaan rumah terutama agar bisa meraih gelar di level yang lebih tinggi seperti Super 750 dan Super 1000.

Indonesia gagal dapat emas dari tunggal putra - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Dua Wakil Terhenti, Indonesia Gagal Dapat Medali dari Tunggal Putra di SEA Games 2019

Pasukan tunggal putra Indonesia gagal dapat medali emas SEA Games 2019

Indonesia harus menguburkan harapan di tunggal putra karena gagal dapat medali dari sektor tunggal putra SEA Games 2019. Hal ini disebabkan karena dua wakil terakhir yang turun di nomor ini terhenti langkahnya di babak perempat final. Keduanya adalah Shesar Hiren Rhustavito dan Firman Abdul Kholik.

Shesar tak kuasa melewati hadangan tunggal putra Singapura, Loh Kean Yew. Sementara itu Firman takluk dari pemain Thailand, Sitthikom Thammasin. Dengan demikian Indonesia tak mendapat medali dari nomor tunggal putra.

Tentu hasil ini cukup mengecewakan. Bahkan pelatih tunggal putra pelatnas PBSI, Hendry Saputra menyebut hasil tersebut di luar prediksinya.

Hendry: “Ini di luar prediksi…”

“Hasil ini di luar prediksi saya. Saya targetnya final dan syukur-syukur bisa juara. Tapi kondisi lapangan juga kan berpengaruh di pertandingan kali ini. Dan mereka juga kalahnya sama Singapura dan Thailand. Selain itu Jonatan dan (Anthony Sinisuka) Ginting juga tidak bisa diturunkan saat ini, karena ada perhitungan lain. Jadi hasil ini harus bisa diterima,” beber Hendry Saputra seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Apa yang terjadi tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya.  Pada perhelatan SEA Games 2017 di Malaysia, Indonesia meraih satu medali emas dan satu medali perunggu. Medali emas dipersembahkan oleh Jonatan Christie. Sementara itu medali perunggu diraih oleh Ihsan Maulana Mustofa.

“Memang ada pemain yang tipenya bisa mengatasi suatu hambatan di lapangan, termasuk angin, ada yang belum bisa. Nah mereka ini belum bisa. Padahal lawan kan juga merasakan hal yang sama. Jadi memang kedepannya perlu ada latihan khusus untuk menghadapi kesukaran di lapangan supaya lebih tenang,” sambung Hendry.

Shesar tidak tampil maksimal

Menurut Hendry, kekalahan Shesar di babak delapan besar tidak lepas dari performanya di lapangan pertandingan. Hendry menyebut Shesar tampil kurang tenang.

“Menurut saya Shesar kemarin kurang tenang saja. Jadi dia kurang bisa menggunakan struk yang tepat untuk mengatasi lawan. Ini jadi pelajaran buat mereka,” sambungnya.

Menyusul hasil penyelenggaraan kali ini, Hendry mengatakan ini akan menjadi pelajaran bagi mereka terkait pemain yang akan diturunkan. Hendry menyayangkan Shesar seharusnya bisa berbiacara banyak di ajang akbar tingkat ASEAN tersebut.

“Untuk SEA Games kedepannya jadi sudah tahu siapa yang akan diturunkan. Hasil ini di luar prediksi saya. Sebenarnya kalau dengan Shesar juga seharusnya sudah bisa,” tegasnya.

Sebelumnya Indonesia sudah mengamankan medali emas dari nomor beregu putra setelah di babak final berhasil mengalahkan Malaysia. Sementara itu di nomor beregu putri, Indonesia harus puas membawa pulang medali perak setelah ditundukkan Thailand dengan skor 1-3.

jojo kalah di bwf final - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Gagal Lanjutkan Tren, Jonatan Christie Kalah di Laga Kedua BWF World Tour Finals 2019

Unggul di awal, Jonatan Christie kandas di babak dua

Pemain tunggal putra, Jonatan Christie gagal mempertahankan tren positif di babak penyisihan BWF World Tour Finals. Usai memetik kemenangan di laga pertama penyisihan Grup A, Jojo justru kehilangan kesempatan untuk meraih kemenangan di laga kedua.

Pemain yang karib disapa Jojo ini menyerah dari pasangan Taiwan, Wang Tzu Wei di laga kedua. Bertanding di Tianhe Gymnasium, China, Kamis, 12 Desember 2019, Jojo menyerah dua game langsung dengan skor 21-12 dan 21-17.

Usai pertandingan, tunggal putra terbaik Indonesia ini mengakui dirinya mendapat tekanan sejak awal pertandingan. Ia pun kesulitan untuk keluar dari tekanan. Pemain rangking enam dunia itu sudah berusaha untuk mengubah pola permainan, namun perubahan tersebut mampu diantisipasi lawan.

Jojo tertekan sejak awal

“Dari pertama main saya sudah langsung tertekan. Dan saya juga nggak bisa keluar dari tekanan itu. Padahal beberapa kali saya sudah coba mengubah pola untuk main lebih reli dan lebih sabar lagi. Tapi sayangnya lawan bisa membaca permainan saya,” tandas Jojo sebagaimana dilansir dari badmintonindonesia.org.

Sebab lain yang membuat Jojo kalah adalah kurangnya kesabaran. Jojo mengaku dirinya kerap terburu-buru untuk segera meraih poin.

“Selain itu saya juga pengen buru-buru matin lawan, jadi malah berantakan mainnya. Lawan main lebih cepat sedikit saya jadi agak panik. Saya betul-betul nggak bisa keluar dari tekanan,” sambungnya.

Jojo: “Jujur saya kecewa sekali…”

Hasil ini membuat Jojo harus bekerja keras di laga terakhir penyisihan grup. Tak heran Jojo kecewa dengan hasil di laga kedua itu. Seharusnya bila memenangi laga itu maka tiket semi final sudah ada di genggamannya.

“Saya kecewa sekali dengan permainan hari ini. Karena hasil ini benar-benar diluar ekspektasi saya. Saya nggak bisa maksimal dan permainan saya betul-betul nggak keluar sama sekali,” lanjutnya.

Langkah Jojo ke babak semi final semakin berat. Ia harus menghadapi pemain nomor satu dunia, Kento Momota pada Jumat, 13 Desember 2019. Jojo wajib menang bila inign melangkah ke babak semi final.

Ia mengakui laga tersebut bakal sulit. Namun ia berjanji untuk tampil semaksimal mungkin. Ia yakin di lapangan apapun bisa terjadi.

“Besok lawan Momota pastinya nggak akan mudah, tapi saya mau berusaha semaksimal mungkin. Karena kalau sudah dilapangan, apapun bisa terjadi. Apapun masih bisa diusahakan dan diperjuangkan. Dan semoga saya bisa main lebih baik lagi daripada hari ini,” tegasnya.

Berbeda dengan Jojo, pemain Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting sukses meraih kemenangan. Seperti Jojo, laga terakhir penyisihan grup akan menentukan nasib Ginting di turnamen akhir tahun ini.