Informasi Dunia Olah Raga Indonesia & Mancanegara Aktual Terpercaya
  • Sports Award - 2019

    Number #1 Sports News
  • Global Certificate

    ISO 9001:2019
  • Award Winning

    Berita Olah Raga Terbaik 2019
all england 2020 - badminton timnas indonesia
By - Writter

Keok di All England, Pelatih Tunggal Putra Evaluasi Besar-besaran

Hasil tak mengenakkan ditorehkan sektor tunggal putra di ajang All England 2020. Alih-alih berbicara banyak, sektor ini justru harus kandas di babak-babak awal. Bahkan dua harapan Indonesia yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie harus angkat koper di babak pertama. Sementara Shesar Hiren Rhustavito tak bisa mengatasi lawannya di babak kedua.

Hal ini membuat sektor ini mendapat sorotan. Sang pelatih, Hendry Saputra pun melakukan evaluasi mendasar atas hasil yang tak sesuai harapan tersebut.

Evaluasi pasca kekalahan di All England 2020

“Untuk Ginting, saya lihat dia merubah mainnya dari rally control jadi menyerang, karena mau cepat-cepat mematikan lawan. Sehingga banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Itu diulang sampai sama poinnya. Selanjutnya dia hilang fokus dan kepercayaan diri. Bukan karena Ginting jelek mainnya, tapi dari perubahan cara mainnya yang salah. Jadinya rugi,” beber Hendry seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Di laga pembuka, Anthony Ginting langsung kalah dari Rasmus Gemke asal Denmark dengan skor 14-21, 18-21. Sementara itu Jonatan tak bisa berbuat banyak saat menghadapi Lee Zii Jia asal Malaysia. Jonatan kalah 15-21, 13-21.

“Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Pulang nanti mesti dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya, untuk bisa tepat penggunaannya. Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbeban harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan,” beber Hendry.

Hendry: “Performa Shesar masih perlu diasah”

Sementara untuk Shesar, meski kalah, Hendry mengakui peningkatan performa dari anak didiknya tersebut. Hanya saja masih perlu untuk terus diasah, terutama soal kesabaran di lapangan dan kekuatan fisiknya.

Shesar terhenti di babak dua, juga dari Gemke, dengan laga yang cukup panjang selama 77 menit. Shesar berhasil merebut game pertamanya, namun akhirnya kalah setelah bermain rubber game, dengan skor akhir 21-18, 13-21, 19-21.

“Untuk Vito, dia kurang sabar dan merubah mainnya waktu poinnya unggul. Sehingga banyak melakukan error sendiri. Tapi saya lihat sudah bagus mainnya. Tinggal harus ditingkatkan lagi kekuatan kakinya dan fisiknya, untuk bisa main dalam durasi yang cukup panjang,” tegas Hendry.

Seperti tunggal putra, begitu juga di tunggal putri. Tak ada wakil Indonesia di babak delapan besar setelah harapan satu-satunya Gregoria Mariska Tunjung tak bisa berbuat banyak saat menghadapi Tai Tzu Ying di babak kedua. Gregoria kalah dua game langsung dari pemain Taiwan itu dengan skor akhir 20-22 dan 16-21.

Indonesia gagal dapat emas dari tunggal putra - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Dua Wakil Terhenti, Indonesia Gagal Dapat Medali dari Tunggal Putra di SEA Games 2019

Pasukan tunggal putra Indonesia gagal dapat medali emas SEA Games 2019

Indonesia harus menguburkan harapan di tunggal putra karena gagal dapat medali dari sektor tunggal putra SEA Games 2019. Hal ini disebabkan karena dua wakil terakhir yang turun di nomor ini terhenti langkahnya di babak perempat final. Keduanya adalah Shesar Hiren Rhustavito dan Firman Abdul Kholik.

Shesar tak kuasa melewati hadangan tunggal putra Singapura, Loh Kean Yew. Sementara itu Firman takluk dari pemain Thailand, Sitthikom Thammasin. Dengan demikian Indonesia tak mendapat medali dari nomor tunggal putra.

Tentu hasil ini cukup mengecewakan. Bahkan pelatih tunggal putra pelatnas PBSI, Hendry Saputra menyebut hasil tersebut di luar prediksinya.

Hendry: “Ini di luar prediksi…”

“Hasil ini di luar prediksi saya. Saya targetnya final dan syukur-syukur bisa juara. Tapi kondisi lapangan juga kan berpengaruh di pertandingan kali ini. Dan mereka juga kalahnya sama Singapura dan Thailand. Selain itu Jonatan dan (Anthony Sinisuka) Ginting juga tidak bisa diturunkan saat ini, karena ada perhitungan lain. Jadi hasil ini harus bisa diterima,” beber Hendry Saputra seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Apa yang terjadi tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya.  Pada perhelatan SEA Games 2017 di Malaysia, Indonesia meraih satu medali emas dan satu medali perunggu. Medali emas dipersembahkan oleh Jonatan Christie. Sementara itu medali perunggu diraih oleh Ihsan Maulana Mustofa.

“Memang ada pemain yang tipenya bisa mengatasi suatu hambatan di lapangan, termasuk angin, ada yang belum bisa. Nah mereka ini belum bisa. Padahal lawan kan juga merasakan hal yang sama. Jadi memang kedepannya perlu ada latihan khusus untuk menghadapi kesukaran di lapangan supaya lebih tenang,” sambung Hendry.

Shesar tidak tampil maksimal

Menurut Hendry, kekalahan Shesar di babak delapan besar tidak lepas dari performanya di lapangan pertandingan. Hendry menyebut Shesar tampil kurang tenang.

“Menurut saya Shesar kemarin kurang tenang saja. Jadi dia kurang bisa menggunakan struk yang tepat untuk mengatasi lawan. Ini jadi pelajaran buat mereka,” sambungnya.

Menyusul hasil penyelenggaraan kali ini, Hendry mengatakan ini akan menjadi pelajaran bagi mereka terkait pemain yang akan diturunkan. Hendry menyayangkan Shesar seharusnya bisa berbiacara banyak di ajang akbar tingkat ASEAN tersebut.

“Untuk SEA Games kedepannya jadi sudah tahu siapa yang akan diturunkan. Hasil ini di luar prediksi saya. Sebenarnya kalau dengan Shesar juga seharusnya sudah bisa,” tegasnya.

Sebelumnya Indonesia sudah mengamankan medali emas dari nomor beregu putra setelah di babak final berhasil mengalahkan Malaysia. Sementara itu di nomor beregu putri, Indonesia harus puas membawa pulang medali perak setelah ditundukkan Thailand dengan skor 1-3.