Informasi Dunia Olah Raga Indonesia & Mancanegara Aktual Terpercaya
  • Sports Award - 2019

    Number #1 Sports News
  • Global Certificate

    ISO 9001:2019
  • Award Winning

    Berita Olah Raga Terbaik 2019
Hendra Setiawan dan Mohamad Ahsan - the daddies - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Indonesia Raih Satu Gelar dari BWF World Tour Finals 2019

Indonesia sukses raih satu gelar dari BWF World Tour Finals 2019. Pasangan senior ganda putra, Hendra Setiawan dan Mohamad Ahsan menjadi penyelamat wajah Indonesia di turnamen akhir tahun itu.

Pasangan senior berjuluk The Daddies itu sukses menjungkalkan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo dan Yuta Watanabe. Hendra dan Ahsan menang dua game langsung dengan skor akhir 24-22 dan 21-19.

The Daddies sukseskan timnas Indonesia raih satu gelar di BWF World Tour Finals

Usai pertandingan Ahsan mengaku sangat bersyukur dengan hasil tesebut. Ia mengatakan gelar tersebut di luar harapan dan target mereka.

the daddies badminton indonesia - www.idnsportsliga.com

“Alhamdulillah, pastinya sangat bersyukur karena sudah diberi gelar juara yang banyak. Amazing-lah buat kami. Dapat gelar juara di turnamen ini di luar ekspektasi kami,” beber Ahsan seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Hal senada disampaikan Hendra Setiawan. Hendra bahkan menyebut tahun ini menjadi salah satu tahun terbaik bagi mereka.

“Pastinya bersyukur dan senang, tahun ini benar-benar luar biasa buat kami. Ini jadi gelar juara penutup akhir tahun yang luar biasa. Tapi setelah ini, kami harus lebih siap lagi untuk tahun depan. Dan itu yang menurut kami lebih penting,” sambungnya.

Ahsan: “Ini gelar pertama…”

Ini bukan merupakan gelar pertama bagi mereka dari ajang tersebut. Keduanya sudah dua kali meraih podium tertinggi masing-masing di Malaysia pada 2013 dan di Dubai pada 2015.

“Kami cukup puas dengan penampilan secara keseluruhan dari mulai awal tahun sampai hari ini. Tapi puasnya hanya untuk tahun ini saja. Kami masih harus menghadapi tahun berikutnya,masih banyak turnamen-turnamen kedepan,” sambung Ahsan.

Terkait pertandingan final, Ahsan mengatakan keduanya sempat kewalahan meladeni permainan pasangan Jepang. Di game kedua, mereka sempat tertinggal, namun berhasil mengejar dan berbalik unggul.

“Di pertandingan ini, sebenarnya mereka lebih berani ngadu dan nggak terlalu banyak buka, jadi tadi kami sempat kewalahan juga. Dan waktu kami tertinggal di game kedua, kami pikir pertandingan ini belum selesai dan masih ada kesempatan untuk mengejar. Jadi kami coba cari jalan keluar satu per satu untuk mendapatkan poin. Ternyata Alhamdulillah bisa dan menang,” lanjut Ahsan.

Berikut hasil lengkap final BWF World Tour Finals 2019

MS – Kento Momota (Jepang) vs Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) 17-21, 21-17, 21-14.

MD – Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan (Indonesia) vs iroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) 24-22, 21-19

XD – Zheng Siwei/Huang Yaqiong (CHN) vs Wang Yilyu/Huan Donping (CHN) 21-14, 21-14

WD – Chen Qingchen/Jia Yifan (CHN) vs Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (JPN) 21-14, 21-10

WS – Chen Yufei (CHN) vs Tai Tzu Ying (TPE) 12-21, 21-12, 21-17

performa anthony ginting - www.idnsportsliga.com
By - Writter

Pelatih Tunggal Putra Puas dengan Performa Ginting di BWF World Tour Finals

Kepala Pelatih Tunggal Putra, Hendry Saputra puas dengan performa Anthony Sinisuka Ginting di ajang BWF World Tour Finals 2019. Anak asuh Hendry Saputra itu mengakhiri kompetisi penutup tahun dengan status runner up.

anthony ginting - idnsportsliga.com

Menurut Hendry, mencapai babak final merupakan pencapaian tersendiri. Hasil akhir di partai final itu tergantung banyak faktor.

Hendry: “Saya puas dengan performa Ginting…”

“Kalau berbicara hasil saya rasa untuk tunggal putra sudah oke. Kami sudah sampai final, nggak ada yang lebih tinggi lagi. Tinggal pilihannya juara atau runner up,” beber Hendry Saputra seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Pada turnamen yang digelar di Guangzhou, China ini langkah Ginting menuju tanggal juara dihadang  Kento Momota. Ginting menyerah dari pemain asal Jepang itu usai bertarung selama tiga game dengan skor akhir 21-17, 17-21 dan 14-21.

Hendry menyebut kekalahan Ginting di partai final bukan karena alasan fisik dan teknik. Ia melihat masalah di kaki Ginting sangat mempengaruhi performanya.

“Secara keseluruhan penampilan Ginting sudah oke. Di game pertama dia oke, begitu juga di game kedua. Secara kualitas sangat bisa mengimbangi, bahkan unggul di pertandingan tadi. Tapi kalau saya perhatikan di pertandingan tadi, sepertinya kendala Ginting ada di kaki, bukan dari tenaga, teknik atau yang lainnya. Jadi memang tadi di game ketiga itu pergerakan kakinya sudah nggak bisa maksimal,” sambungnya.

Ginting diminta latih kekuatan kaki

Karena itu Hendry meminta semua pihak untuk menerima hasil tersebut. Setelah ini ia mengatakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan ginting adalah meningkatkan kekuatan kakinya.

“Saya rasa kita harus terima hasil ini, karena memang Ginting juga sudah berjuang dengan sangat maksimal dan bagus sekali penampilannya. Jadi pekerjaan rumahnya, setelah kejuaraan ini, harus lebih ditingkatkan dan dilatih lagi kekuatan kakinya,” lanjutnya.

Performa Ginting juga mendapat apresiasi dari Momota. Menurut pemain nomor satu dunia itu, Ginting tampil baik dan performanya semakin meningkat.

“Ginting terus dan terus menjadi lebih baik. Begitupun dengan hari ini, dia bermain sangat baik sekali. Saya melihat ada sesuatu yang berbeda dari dia. Setelah juara ini, masih ada turnamen-turnamen berikutnya. Dan saya sendiri tentunya harus siap untuk pertandingan selanjutnya, apalagi kalau harus bertemu Ginting lagi,” beber Momota.

Jojo jadi wakil di tunggal putra

Selain Ginting, di sektor tunggal putra Indonesia juga diwakili oleh Jonatan Christie. Sayangnya langkah Jonatan terhenti di babak penyisihan grup setelah menuai dua kekalahan dan satu kemenangan.

jojo - jonathan christie - idnsportsliga

“Kalau untuk Jonatan, saya lihat memang kondisinya kurang prima saat turun dikejuaraan ini. Selain itu, memang harus diakui juga, dengan kondisi lapangan yang seperti ini, hanya ada beberapa pemain saja yang bisa mengatasi dan menguasainya. Jonatan salah satu pemain yang cukup kesulitan dengan kondisi seperti ini. Kondisi seperti ini juga cukup berpengaruh untuk para pemain,” komentar Hendry terkait performa Jojo, sapaan akrab Jonatan Christie.

Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon - idnsportsliga.com
By - Writter

Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon Kalah di Laga Kedua BWF World Tour Finals 2019

Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meraih hasil minior di laga kedua penyisihan Grup A BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou, China. Pasangan terbaik Indonesia ini menyerah dari pasangan Jepang, Hiroyuki Endo dan Yuta Watanabe. Bertarung tiga game, pertandingan yang berlangsung di Tianhe Gymnasium pada Kamis, 12 Desember 2019 itu berakhir dengan skor 11-21, 21-14, dan 11-21.

the minions - Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon - idnsportsliga.com

The Minions tumbang di laga kedua BWF World Tour Finals 2019

Pasangan Indonesia berjuluk The Minions mengawali pertandingan dalam situasi kurang meyakinkan. Keduanya sempat tertinggal cukup jauh di game pertama. Alhasil keduanya harus kehilangan game pertama.

Setelah bangkit di game kedua, performa The Minions tak bisa konsisten di game penentuan. Selain gagal mengembangkan permainan, The Minions selalu berada dalam tekanan pasangan Jepang itu sehingga akhirnya menyerah di game penentuan.

Kevin Sanjaya: “Lawan lebih siap…”

Usai pertandingan Kevin Sanjaya mengakui lawan lebih siap menghadapi pertandingan itu. Selain itu Kevin mengakui pasangan Jepang itu tampil lebih baik.

“Hari ini lawan lebih siap dari kami dan mainnya juga lebih baik,” beber Kevin Sanjaya seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Menurut Marcus Gideon, pasangan Jepang itu tampil lebih tenang. Mereka tak kerap membuang poin. Sebaliknya, pasangan Jepang mampu menguasai pertandingan dan melancarkan serangan demi serangan yang kerap berbuah poin. Longgarnya pertahanan menjadi alasan lain di balik kekalahan The Minions.

“Lawannya nggak gampang mati. Terus hari ini juga shuttlecock-nya lebih berat daripada kemarin. Dan tenaga kami juga banyak terkuras. Kami juga merasakan defend hari ini kurang rapat dan kalah rapat dari lawan. Selain itu, di akhir-akhir kami banyak mati sendiri,” beber Gideon.

Kemenangan ini sangat penting bagi Endo dan Watanabe. Mengantongi dua kemenangan membuat mereka memastikan satu tempat di babak semi final. Sementara itu The Minions harus bekerja keras di laga terakhir penyisihan grup. Keduanya wajib menang bila ingin lolos ke babak selanjutnya.

Marcus dan Kevin kembali menghadapi pasangan Jepang lainnya di laga terakhir penyisihan grup. Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda akan menjadi lawan yang menentukan langkah mereka di ajang ini.

Menghadapi laga krusial ini, Kevin mengaku akan tampil maksimal.  Ia menyebut peluang selalu ada bagi kedua pasangan.

“Untuk besok kami akan berusaha melakukan yang terbaik saja. Yang pasti kami akan lakukan yang terbaik untuk besok. Karena peluang selalu ada untuk siapapun,” ungkap Minions.

Berbeda dengan Kevin dan Marcus, pasangan ganda putra senior, Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan berhasil mengantongi kemenangan kedua dan memastikan satu tiket babak semi final.

Jonatan Christie Final Badminton BWF Tour 2019
By - Writter

Sebagai Debutan, Jonatan Christie Siap Hadapi BWF World Tour Finals 2019

Dalam hitungan hari turnamen akhir tahun bertajuk BWF World Tour Finals 2019 akan digelar di Guangzhou, China. Indonesia mengirim tujuh wakil di turnamen tersebut. Salah satunya adalah debutan di sektor tunggal putra yakni Jonatan Christie.

Jonatan Christie siap berikan yang terbaik

Jojo, demikian sapaan akrab Jonatan pun antusias menghadapi turnamen penutup tahun tersebut. Pemain kelahiran Jakarta itu menegaskan dirinya sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk meraih hasil terbaik di ajang tersebut.

“Puji Tuhan ini penampilan perdana saya di kejuaraan World Tour Final. Rasanya cukup antusias. Apalagi hasil di turnamen ini masuk kedalam perhitungan Olimpiade 2020, jadi tentu saja saya akan berusaha semaksimal mungkin mendapatkan hasil terbaik di turnamen ini. Ada sedikit perasaan tegang karena ini kan World Tour Final, semua pemain terbaik dunia ada di sini,” tandas Jonatan seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Jojo: “Saya harus fokus…”

Lebih lanjut ia mengatakan tim pelatih pun sudah memberikan arahan kepadanya. Ia diminta untuk fokus di turnamen yang dianggap sebagai pra Olimpiade 2020 itu.

“Pelatih saya juga bilang kalau saya harus fokus di kejuaraan ini. Katanya, anggap saja seperti pra Olimpiade 2020. Karena kan memang pemain yang turun kemungkinannya kurang lebih sama,” sambungnya.

Terkait kondisinya, pemain kelahiran Jakarta itu mengatakan dirinya dalam kondisi siap. Sekalipun sempat tampil di SEA Games 2019, ia mengatakan dirinya mampu menjaga kondisi agar terhindar dari sakit dan cedera.

“Sejauh ini kondisi saya oke dan fit. Selama persiapan dan setelah SEA Games kemarin, saya terus menjaga kondisi supaya jangan sampai sakit dan jauh dari cedera. Selama persiapan juga saya lebih fokus mematangkan strategi dan pola permainan,” lanjutnya.

Jojo tak ingin terbebani

Jonatan akan bersaing dengan para pemain hebat dari berbagai negara. Jojo mengatakan dirinya tidak mau terlalu terbebani dengan target. Ia mengatakan segala sesuatu bisa saja terjadi di lapangan dan jauh dari perkiraan atau prediksi.

Sepanjang tahun ini Jojo mampu meraih dua gelar yakni New Zealand Open dan Australia Open. Kedua turnamen itu masuk dalam kategori World Tour Super 300. Sementara itu di ajang Japan Open dan French Open yang masuk kategori World Tour Super 750, Jojo hanya mampu menjadi runner up.

Terkait performa tersebut, Jojo menilai dirinya sudah bisa tampil lebih konsisten dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian ia menandaskan masih ada banyak pekerjaan rumah terutama agar bisa meraih gelar di level yang lebih tinggi seperti Super 750 dan Super 1000.