Informasi Dunia Olah Raga Indonesia & Mancanegara Aktual Terpercaya
  • Sports Award - 2019

    Number #1 Sports News
  • Global Certificate

    ISO 9001:2019
  • Award Winning

    Berita Olah Raga Terbaik 2019
Ahsan-Hendra ke Final BWF World Tour Finals
By - Writter

Sukses Revans Atas Wakil Korea, Ahsan/Hendra ke Final BWF World Tour Finals

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil revans dengan mengalahkan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae (Korea Selatan), pada babak semifinal BWF World Tour Finals 2020, Sabtu (30/1). Kemenangan melalui straight game ini berakhir dengan skor 23-21, 21-13, dalam waktu 34 menit. Dengan kemenangan ini, Ahsan/Hendra pun merebut tiket ke final, Minggu (31/1).

Dalam pertandingan semifinal yang digelar di Impact Arena, Bangkok, gim pertama terjadi persaingan cukup sengit. Wakil Negeri Ginseng itu sudah tertinggal empat point saat kedudukan 16-12, namun mereka berusaha mengejar dan menyamakan skor menjadi 18-18, 20-20, 21-21. Namun, gim pertama ini akhirnya dimenangkan Ahsan/Hendra dengan 23-21 dalam 17 menit.

Di gim kedua, Ahsan/Hendra begitu percaya diri. Juara All England 2019 ini tidak memberikan kesempatan lawan untuk unggul. Mereka juga bermain lebih solid dan akhirnya merebut tiket ke partai puncak setelah menang 21-13.

“Syukur Alhamdulillah sudah menang hari ini dan masuk final. Selama pertandingan berusaha lebih tenang dan enjoy. Kalau mainnya lebih tenang, penempatan bolanya juga lebih enak,” tutur Ahsan seperti dilansir dari Togel SDY.

Lebih lanjut ia mengatakan beberapa kunci kemenangan. Salah satunya adalah memancing lawan untuk banyak mengangkat bola sehingga mereka bisa menyerang.

“Tetap kita pegang depannya dulu, supaya mereka banyak mengangkat dan kita banyak menyerang, itu sih kuncinya dari depan dulu. Memang kita juga menguatkan defense supaya tidak mudah tembus,” sambungnya.

Selain itu, keduanya mengubah permainan. Kali ini mereka tidak terlalu gencar menekan. Hal ini membuat lawan kesulitan.

“Saya belajar dari pertemuan sebelumnya, ada sedikit perubahan. Kami tadi bermain tidak selalu keras, meskipun main di depan, tapi kami rem sedikit. Jadi merekanya lebih sulit, karena di pertandingan sebelumnya kalau kita menekan terus di depan, mereka lebih senang,” timpal Hendra.

Keyakinan pada diri sendiri untuk memenangkan pertandingan pun sangat dibutuhkan. Pasalnya, Ahsan/Hendra kalah dalam dua laga terakhir melawan Sol Gyu/Seung Jae pada penyisihan grup B Kamis (28/1) dengan skor 19-21, 16-21 dan perempat final Yonex Thailand Terbuka, Jumat (15/1) lalu, dengan skor 16-21, 19-21.

“Meskipun dikejar harus tetap fokus, dari kemarin memang begitu terus, dikejar terus, tapi ya berusaha lebih tenang saja. Berdoa dan tidak mau memikirkan ‘yah dikejar lagi’, justru harus yakin kalau pertandingan ini masih bisa dimenangkan,” ungkap Ahsan.

Menghadapi tiga pertandingan beruntun memang tidak mudah. Apalagi bagi mereka dengan usia yang tergolong tidak muda lagi. Hendra pun mengakui harus banyak mempersiapkan diri, terutama dari sisi tenaga dan fisik.

Praveen dan Melati
By - Writter

Praveen/Melati Keok, Tak Ada Wakil Ganda Campuran di Semi Final World Tour Finals

Dua pasangan ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal maju ke semifinal. Mereka tersingkir pada hari ketiga babak penyisihan grup ajang BWF World Tour Finals 2020, Jumat (29/1).

Pada laga yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Hafiz/Gloria dikalahkan Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Malaysia), dengan rubber game, 21-17, 13-21, 13-21. Sedangkan Praveen/Melati ditaklukkan wakil Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yu Jung, 10-21, 13-21.

Dengan kekalahan tersebut, Indonesia tidak memiliki lagi wakil pada ganda campuran untuk melaju ke semifinal yang digelar Sabtu (30/1).

Nova Widianto, pelatih ganda campuran, menyebutkan bahwa Hafiz/Gloria memang mengalami penurunan kecepatan, khususnya pada gim ketiga. Selain itu, ada hal teknis yang perlu diperbaiki.

“Sebenarnya, penampilan Hafiz/Gloria lebih baik daripada pertandingan-pertandingan lalu. Hanya pada gim ketiga, fisik mereka sudah tidak tahan. Kecepatannya juga menurun,” ungkap Nova seperti dilansir dari Indotogel.

Lebih lanjut mantan  pemain timnas Itu mengatakan bahwa banyak hal teknis yang menjadi pekerjaan rumah Hafiz dan Gloria. Salah satunya soal akurasi pukulan dan variasi serangan.

“Masih banyak hal-hal teknis yang harus diperbaiki oleh Hafiz/Gloria. Terutama akurasi dan variasi serangan mereka. Karena serangannya boros dan cenderung monoton, sehingga menguras tenaga dan stamina,” sambungnya.

Sementara Praveen/Melati, pada gim pertama tidak diberi kesempatan lawan untuk mengembangkan permainan. Dalam 11 menit, Seung Jae/Yu Jung bisa menyelesaikan gim pertama dengan skor 21-10.

“Praveen/Melati saat masuk ke lapangan seperti tidak yakin, karena Praveen tangannya bermasalah, tidak bisa smash full. Jadi mereka seperti tidak yakin duluan sejak awal masuk ke lapangan,” jelas Nova.

Sebelumnya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga tidak lolos ke babak semifinal. Pada babak penyisihan terakhir hari ini, pasangan ganda putri ini dikalahkan Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean (Malaysia), 13-21, 17-21.

Pada tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting sudah mengalami kekalahan dua kali, oleh Viktor Axelsen (Denmark) dan Chou Tien Chen (Chinese Taipei). Hal ini menyebabkan Ginting tidak dapat lolos ke semifinal, meski pada penyisihan terakhir unggul atas Lee Zii Jia (Malaysia), 21-15, 15-21, 21-13.

Dengan hasil tersebut, Indonesia hanya menyisakan satu wakil di semifinal. Yaitu, pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Dari hasil undian yang dilakukan Jumat (29/1) malam, Ahsan/Hendra akan kembali bertemu Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae pada semifinal Sabtu (30/1). Sebelumnya, wakil asal Negeri Ginseng ini telah mengalahkan The Daddies pada penyisihan grup B Kamis (28/1) dengan skor 21-19, 21-16 dan perempat final Yonex Thailand Terbuka, Jumat (15/1) lalu, dengan skor 21-16, 21-19.

Petik Kemenangan Kedua, Greysia-Apriyani Dekati Semi Final BWF World Tour Finals
By - Writter

Petik Kemenangan Kedua, Greysia/Apriyani Dekati Semi Final BWF World Tour Finals

Pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil mengalahkan wakil Malaysia, Vivian Hoo/Yap Cheng Wen pada hari kedua penyisihan grup A ajang BWF World Tour Finals 2020, Kamis (28/1).

Laga yang berlangsung selama 35 menit ini digelar di Impact Arena, Bangkok, dan berakhir dengan skor 21-17, 21-7. Dengan kemenangan keduanya ini, Greysia/Apriyani memiliki peluang besar untuk maju ke babak semifinal, Sabtu (30/1). Sebelumnya, mereka telah menaklukan Lee So Hee/Shin Seung Chan (Korea Selatan), dengan rubber game 21-17, 22-24, 21-15.

“Saya pikir kami siap untuk hari ini, kami sudah mempersiapkannya. Kami hanya ingin bermain dengan fokus di lapangan dan tidak kehilangan poin. Kami masih menikmati pertandingan. Kami menikmati segalanya dan memberikan yang terbaik setiap hari,” ungkap Greysia seperti dilansir dari 99jitu.

Selanjutnya, Jumat (29/1), Greysia/Apriyani akan kembali berhadapan dengan wakil Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean. Ini merupakan pertemuan keempat mereka, dengan rekor 2-1 untuk ganda Indonesia.

Apriyani menegaskan mereka akan mempersiapkan diri menghadapi laga terakhir penyisihan grup. Ini yang mereka pikirkan alih-alih memandang jauh hingga ke semi final.

“Saya senang dengan hari ini. Kami sekarang akan fokus untuk pertandingan berikutnya. Saya tidak terlalu memikirkan untuk ke depannya (semifinal), tapi fokus dulu ke satu demi satu pertandingan. Sehingga kami dapat memberikan yang terbaik,” tutur Apriyani.

Asal di laga terakhir, Greysia/Apri tidak kalah dua gim langsung, peluang untuk maju ke semifinal terbuka lebar. Laga terakhir akan sangat menentukan siapa yang lolos.

Sementara di sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting kalah dari unggulan ketiga asal Chinese Taipei, Chou Tien Chen, 21-19, 21-11. Di gim pertama, Ginting sempat unggul 13-7 dan 18-15. Sayangnya, Ginting gagal mempertahankan keunggulan dan Chou Tien Chen berhasil mengejar hingga memenangkan gim pertama.

Ginting mengatakan bahwa ia telah berusaha maksimal. Hanya saja ia kerap membuat kesalahan pada poin-poin kritis. Sementara itu lawan yang dihadapi hari ini dinilai bermain sangat baik. Pemain Taiwan itu mampu mendikte permainannya.

“Saya mencoba yang terbaik hari ini, tetapi di gim pertama di poin terakhir, saya membuat kesalahan. Di gim kedua, Chou mengatur pergerakan saya dengan baik, kemudian saya mencoba untuk bersabar tetapi dia bermain sangat baik hari ini,” jelas Ginting.

Dengan kekalahan ini, Ginting dipastikan tidak akan lolos ke babak semifinal. Pasalnya, ini merupakan kekalahan kedua setelah sebelumnya ditaklukkan oleh Viktor Axelsen (Denmark), 21-17, 21-8.

Anthony Ginting
By - Writter

Anthony Ginting Belum Berhasil Revans Atas Axelsen

Anthony Sinisuka Ginting belum berhasil melakukan revans untuk membalas kekalahannya dari Viktor Axelsen (Denmark) setelah kembali menyerah pada laga pembuka Grup A ajang BWF World Tour Finals 2020. Pada laga yang berlangsung Rabu (27/1) malam, wakil Merah-Putih itu kembali kalah dengan straight game, 17-21, 8-21.

Sebelumnya pada babak semifinal turnamen Yonex Thailand Terbuka, Sabtu (16/1) silam, Ginting juga belum berhasil mengalahkan Axelsen.

Dalam laga pembuka yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, pertemuan ketujuh Ginting dengan wakil Denmark ini hanya berlangsung dalam waktu 39 menit. Sempat seru di gim pertama, pada gim kedua, Ginting tertinggal jauh. Lagi-lagi dia harus mengakui keunggulan Axelsen yang bermain sangat baik.

“Axelsen bermain sangat baik hari ini. Dia tidak membuat kesalahan. Saya mencoba yang terbaik hari ini, tetapi dia bermain dengan sangat baik,” ucap Ginting usai laga seperti dilansir dari pay4d.

Lebih lanjut Ginting mengatakan bahwa pemain 27 tahun itu tampil bagus dan sangat tangguh. “Dia tahu cara bermain dari gim pertama, dia sangat tangguh,” tambahnya.

Dari hasil undian pemain yang dilakukan Selasa (26/1), Ginting memang berada di grup A yang diisi oleh pemain-pemain unggulan. Selain Viktor Axelsen (Denmark), terdapat juga Lee Zii Jia (Malaysia) dan Chou Tien Chen (Chinese Taipei) yang akan dia hadapi selanjutnya, Kamis (28/1).

Ginting, kelahiran Cimahi, Jawa Barat mengatakan siap untuk bangkit di laga selanjutnya. Ia akan menghadapi pemain Taiwan sekaligus unggulan dua.

“Saya akan mempersiapkan diri dengan baik. Saya masih memiliki peluang di turnamen ini. Jadi sekarang saya akan mempersiapkan diri untuk pertandingan melawan Chou Tien Chen,” tekad Ginting.

Sementara di sektor ganda campuran, pasangan Hafiz Faizal/Gloria dan Praven Jordan/Melati Daeva Oktavianti pun kalah pada pertandingan penyisihan hari pertama ini.

Hafiz/Gloria dikalahkan Thom Gicquel/Delphine Delrue dengan rubber game, 21-14, 14-21, 17-21. Sedangkan Praveen/Melati menyerah kepada juara beruntun Yonex Thailand Terbuka dan Toyota Thailand Terbuka, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), 13-21, 21-16, 11-21.

“Dalam pertandingan tadi, permainan kami belum maksimal. Karena kami masih banyak mengangkat bola, padahal lawan serangannya bagus,” ujar Hafiz kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

Hari kedua, Kamis (28/1), Hafiz/Gloria berhadapan dengan Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman). Sementara Praveen/Melati melawan Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris).

“Persiapan untuk pertandingan selanjutnya, harus diperbaiki kekurangan. Lupakan kekalahan hari ini, karena peluang ke semifinal masih terbuka,” Hafiz menambahkan.

Indonesia Targetkan 2 Gelar di BWF World Tour Finals 2020
By - Writter

Indonesia Targetkan 2 Gelar di BWF World Tour Finals 2020

Skuad Indonesia kembali melanjutkan perjuangan dalam laga penutup Leg Asia, yaitu BWF World Tour Final 2020. Mereka akan mulai bertanding Rabu (27/1), di Impact Arena, Bangkok. Indonesia mengincar dua gelar dari empat sektor.

Sembilan wakil Indonesia di empat sektor akan bertarung untuk memperebutkan gelar juara. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (ganda campuran).

Melihat hasil undian pemain yang dilakukan Selasa (26/1) pagi waktu setempat, Ginting berada di grup A yang diisi oleh pemain-pemain unggulan. Seperti Viktor Axelsen (Denmark), Chou Tien Chen (Chinese Taipei), dan Lee Zii Jia (Malaysia).

Sementara di grup B, terdiri dari Anders Antonsen (Denmark), Wang Tzu Wei (Chinese Taipei), Kidambi Srikanth (India), dan Ng Ka Long Angus (Hong Kong).

Melihat hasil undian tersebut, lawan yang dihadapi Ginting memang berat. Untuk itu Ginting akan berusaha yang terbaik dan fokus dari awal sampai akhir pertandingan.

“Undian memang lebih berat dibandingkan grup yang satunya, tapi masing-masing pemain punya kesempatan yang sama selama kita bisa menikmati permainan dan memberikan yang terbaik. Jadi untuk minggu ini saya ingin lebih menikmati setiap pertandingan dan memberikan yg terbaik yg saya punya. Dan menjaga fokus saya dari awal sampai akhir,” kata Ginting seperti dilansir dari Maxbet338.

Menurut sang pelatih, Irwansyah, Ginting harus berjuang keras untuk bisa lolos ke semifinal. Terutama ketika menghadapi Viktor Axelsen yang sebelumnya juara berturut-turut pada Yonex Thailand Terbuka dan Toyota Thailand Terbuka. Jangan lupakan pula Chou Tien Chen yang menjadi semifinalis di kedua turnamen itu. Sedangkan Ng Ka Long Angus adalah finalis di Yonex Thailand Terbuka.

“Lawan-lawan Ginting berdasarkan hasil undian grup BWF World Tour Final, memang termasuk kelas berat dan kuat semua. Itu karena Ginting bukan pemain unggulan dan hanya pemain urutan ke delapan. Pada dua turnamen sebelumnya, sebenarnya persiapan Ginting sudah bagus sekali. Tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan,” tutur Irwansyah, pelatih tunggal putra.

Lebih lanjut ia mengatakan Ginting tetap memiliki peluang. Dengan kerja keras tunggal putra terbaik Indonesia itu bisa memetik hasil positif.

“Peluangnya, untuk lolos dari grup A, insya’Allah bisa. Tetapi dia harus bekerja keras dan yang lebih penting Ginting bisa bermain dengan relax, all out dan enjoy saja. Target pertamanya adalah lolos dari penyisihan grup,” tambah Irwansyah.

Pasangan Muda Indonesia Berkembang di Thailand Open 2021
By - Writter

Pasangan Muda Indonesia Berkembang di Thailand Open 2021

Selain Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada turnamen seri Thailand Open 2021 kali ini, Indonesia juga mengirim tiga pasangan muda. Yaitu Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.

Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra, menyebut penampilan ketiga pasangan pelapis ini cukup baik selama bertanding di Impact Arena, Bangkok tersebut. Mereka dinilai memiliki harapan. Padahal ini merupakan debut mereka di turnamen level super 1000.

“Mereka pertama kali turun di super 1000, tapi bisa melawan dan oke mainnya. Jadi di satu sisi, ada harapan dengan tiga pasangan-pasangan muda ini. Mulai kelihatan hasil latihan mereka, bisa bersaing dengan lawan-lawan negara lain juga,” jelas Herry seperti dilansir dari IDNSPORTS.

“Jadi ada dua sisi. Memang satunya gagal, yang satunya ada harapanlah,” sambungnya.

Pada seri pertama Yonex Thailand Terbuka pekan lalu, Leo/Daniel mampu mengalahkan seniornya, Fajar/Rian di babak kedua, 16-21, 21-17, 22-20. Sayang, langkah mereka dihentikan Goh V. Shem/Tan Wee Kiong asal Malaysia di babak semifinal dengan skor 19-21, 10–21.

Sedangkan pada seri kedua ini, di babak pertama Fikri/Bagas menyingkirkan juara All England 2016, Vladimir Ivanon/Ivan Sozonov dari Rusia dengan rubber game 21-15, 16-21, 21-13. Namun di babak kedua, mereka tersingkir oleh Mark Lamsfuss/Marvin Seidel asal Jerman dua game langsung, 16-21, 15-21.

Sementara Pramudya/Yeremia, pada babak pertama seri kedua mengalahkan pasangan Prancis, Eloi Adam/Julien Maio, 21-14, 21-16. Kemudian dikalahkan kompatriotnya, Ahsan/Hendra di babak kedua, 18-21, 18-21.

Melihat hasil tersebut, menurut Herry, ketiga pasangan muda binaannya ini sudah menunjukkan hasil latihan yang diharapkan. Apalagi, selama 10 bulan vakum dari pertandingan, mereka telah banyak melakukan sparing dengan para seniornya.

“Itu hasil selama 10 bulan lebih sparing dan latihan bersama dengan pemain-pemain top 10 yang ada di Indonesia. Seperti Kevin/Marcus, Ahsan/Hendra, dan Fajar/Rian,” sebut Herry.

Bagi sang pelatih, bukan kemenangan yang menjadi tujuan utama dalam debut pertama mereka ini. Setidaknya, pola permainan sudah terbentuk pada ketiga pasangan pelapis.

“Saya sih tidak selalu melihat menang atau kalahnya. Saya melihat cara mereka bermain, pola mereka bermain sudah terbentuk, sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tinggal nanti ditambahin jam pertandingan dan ada beberapa teknik yang harus diperbaiki,” ucap Herry mengevaluasi.

Selama jalannya pertandingan, Herry kerap mengingatkan ketiga pasangan untuk menerapkan apa yang sudah dilatih. Rupanya, sang pelatih ini ingin anak asuhannya agar lebih menghargai proses yang mereka lakukan selama 10 bulan latihan.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu Jumpa Musuh Bebuyutan di Semi Final
By - Writter

Greysia Polii/Apriyani Rahayu Jumpa Musuh Bebuyutan di Semi Final

Usai mengalahkan wakil Denmark, Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut tiket semifinal turnamen bulutangkis Toyota Thailand Terbuka 2021, Jumat (22/1). Pasangan andalan Merah-Putih ini menang dalam dua gim melawan Alexandra Boje/Mette Poulsen dengan skor 21-9, 21-17.

Pertandingan yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, diselesaikan dalam waktu 40 menit. Meski menang dan melaju ke semifinal, Apriyani tetap mengakui kemampuan lawan.

“Dalam pertandingan tadi, dari awal kita memang sudah menyiapkan untuk tidak mau over confidence dan tidak mau juga seperti meremehkan lawan. Karena kan mereka juga punya kemampuan,” ucap Apriyani seperti dilansir dari SBOBET88.

Lebih lanjut Apriyani mengatakan bahwa mereka tetap mengalami kesulitan. Apalagi lawan yang dihadapi juga berpengalaman bermain di sektor ganda campuran.

“Kesulitan pasti ada, karena mereka juga masih bisa memukul dengan baik. Boje itu kan pemain ganda campuran juga, jadi pasti punya kualitas,” tambahnya.

Mengikuti dua turnamen beruntun sekaligus tentu membutuhkan fisik yang prima. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Menurut Apriyani, kunci utama untuk bisa terus menjaga performa adalah berkat semangat juang dan menerapkan pola hidup sehat.

“Sekarang kondisinya masih fight, tepatnya masih sehat-sehat saja. Kita masih menjaga dengan vitamin, makan, pola istirahat yang baik. Jadi memang tidak terlalu berpikir nanti habis pertandingan event pertama nih, terus ada event kedua, harus bagaimana kondisinya, tidak berpikir ke situ sih,” ungkap Apriyani.

Fokus menjalani satu demi satu menjadi cara yang dipilih oleh sang juara Yonex Thailand Terbuka 2021 ini. Pastinya melakukan dengan maksimal, untuk mendapat hasil yang terbaik, apalagi untuk debut setelah vakum sejak Maret tahun lalu.

“Aku sih berpikirnya yang sekarang saja. Kalau memang sekarang bisa menghasilkan yang terbaik, ya kenapa tidak. Fokus menenangkan pikiran dan tetap lebih menguatkan diri sendiri,” kata Apriyani.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa selama ini mereka sudah mendapatkan waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri. Kekosongan pertandingan selama 10 bulan membuat mereka berbenah.

“Dari kemarin juga sudah libur 10 bulan, itu sudah waktu yang sangat amat lama untuk kita memperbaiki apa yang kurang. Pas balik sini kita pasti lebih fresh, seperti masih excited karena sudah lama tidak ada pertandingan,” tuturnya.

Selanjutnya keduanya akan berebut tiket final dengan musuh bebuyutan asal Korea yang dihadapi di semi final Yonex Thailand Open pekan lalu. Untuk keenam kalinya Greysia/Apriyani akan bertemu dengan wakil Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan. Rekor pertemuan mereka adalah 4-1 untuk wakil Merah-Putih.

Adnan Maulana/Mychelle Bandoso
By - Writter

Langkah Adnan Maulana/Mychelle Bandoso Kandas di Tangan Malaysia

Pasangan ganda campuran Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso harus menghentikan langkah di babak kedua turnamen bulutangkis Toyota Thailand Terbuka 2021, Kamis (21/1). Lagi-lagi, pasangan muda Indonesia ini kalah dari wakil Malaysia yang juga mengalahkannya pada pertandingan Yonex Thailand Terbuka 2021, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Digelar di Impact Arena, Bangkok, pertandingan berdurasi 35 menit tersebut berakhir dengan skor 18-21, 15-21. Sementara pada pertemuan perdana sebelumnya, meskipun kalah di babak pertama, perbedaan skor lebih tipis, yaitu 20-22, 18-21.

“Permainan saya kurang sabar, terlalu buru-buru dan malah jadi banyak mati sendiri di gim kali ini. Jadi kurang puas, karena seharusnya bisa lebih baik dari ini. Kalau dari segi permainan menurut saya lebih baik di Yonex Thailand Terbuka sebelumnya,” ungkap Adnan seperti dilansir dari berita SBOBET88.

Menurut Nova Widianto, pelatih ganda campuran, target Adnan/Mychelle belum tercapai di series Thailand kali ini, karena sejak awal mereka dibebani masuk hingga perempatfinal. Kekalahan ini menjadi pekerjaan rumah cukup besar.

“Target Adnan/Michelle itu delapan besar. Jadi mereka harus tembus mengalahkan pemain unggulan untuk melaju ke delapan besar dan ternyata belum berhasil. Sehingga pada dua turnamen ini targetnya belum tercapai. Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki,” jelas Nova.

Dengan kalahnya Adnan/Mychelle, skuad Merah-Putih pada sektor ganda campuran hanya menyisakan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja yang melaju ke perempatfinal. Pada babak kedua ini, Hafiz/Gloria menang atas Joshua Hurlburt-Yu/Josephine Wu (Kanada), 21-17, 21-8.

Sementara pasangan andalan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti tersingkir di babak pertama oleh pemain Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue,  14-21, 21-9, 21-13. Nova menilai pasangan tersebut tak bisa tampil maksimal seperti saat menjadi juara All England.

“Hasil Jordan/Meli tidak maksimal di dua pertandingan ini. Kendala permaianan juga masih sama, banyak membuang poin gampang. Tapi yang kelihatan dari komunikasi dan gregetnya kurang. Kita tidak masalah hasil, asal main sudah maksimal,” ungkap Nova.

Meski vakum berlaga sejak pandemi Covid-19, Maret 2020, hal itu tidak bisa menjadi alasan kekalahan para pemain. Inilah yang menjadi tugas untuk para pelatih untuk membenahi. Pasalnya situasi tersebut terjadi pada semua pemain tanpa terkecuali. Ia mengakui bahwa hasil tersebut mengecewakan.

“Lama tidak bertanding dan karantina di sini tidak bisa menjadi alasan, karena semua pemain juga mengalami. Evaluasi sementara, semua yang sudah kalah selama dua turnamen ini hasilnya mengecewakan. Tapi ini tetap menjadi tanggung jawab kita sebagai pelatih,” tutur Nova.

Fikri/Bagas Tekuk Juara All England 2016
By - Writter

Fikri/Bagas Tekuk Juara All England 2016

Babak pertama turnamen bulutangkis Toyota Thailand Terbuka 2021 membawa keberuntungan bagi pasangan ganda putra Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Lewat rubber game, Fikri/Bagas sukses mengalahkan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov asal Rusia, 21-15, 16-21, 21-13.

Pertandingan yang digelar di Impact Arena, Bangkok, Rabu (20/1) ini juga sekaligus pertemuan perdana mereka.

“Alhamdulillah hari ini kami bisa menang. Di gim pertama kami bisa mengontrol permainan karena menang angin. Jadi menyerangnya lebih enak, juga lawan banyak melakukan kesalahan sendiri,” ucap Fikri seperti dilansir dari Joker338.

Kekalahan pada gim kedua, membuat Fikri/Bagas mengubah pola permainannya, hingga akhirnya bisa menaklukan Ivanov/Sozonov, sang juara All England 2016 tersebut.

“Gim kedua kami kalah angin, jadi lebih berat bolanya. Dari awal sulit keluar dari tekanan. Gim ketiga, coba mengubah pola bermain dengan lebih berani bermain no lob dan harus memegang permainan depannya. Sempat tertinggal juga, tapi akhirnya bisa membalikan keadaan dan menang,” jelas Fikri.

Menurut Fikri, percaya diri menjadi kunci bagi kemenangan untuk melawan pasangan semifinalis All England 2020 tersebut.

“Kuncinya tadi lebih percaya diri lagi sama lebih berani saja dan mengurangi membuat kesalahan sendiri. Lawan juga tidak mudah kan mereka pernah jadi juara All England,” kata Fikri.

“Sebelum masuk lapangan, Koh Herry bilang jangan mikirin menang atau kalah, main saja yang bagus harus lebih percaya diri sama berani menunjukkan semangat mudanya,” tambahnya.

Nasib berbeda dialami sejumlah pemain Indonesia. Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto belum mampu mengalahkan Ben Lane/Sean Vendy asal Inggris.

Pertandingan yang berlangsung selama 43 menit tersebut berakhir bagi kemenangan pasangan Inggris. Fajar/Rian takluk dengan perbedaan skor tipis, 18-21, 19-21.

“Tadi main tidak bisa keluar dari tekanan lawan dan tekanan dari diri sendiri. Mainnya tidak bisa relaks. Banyak yang harus diperbaiki sih, mulai dari service terus, juga defend, dan keyakinan diri sendri harus bisa meelawan,” ungkap Rian.

Lebih lanjut ia mengatakan hasil ini memang tak sesuai harapan. Hanya saja mereka tak mau larut dalam kekecewaan dan segera bangkit kembali.

“Kurang baik hasilnya, tetapi harus bisa melewatinya jangan sampai down. Harus bisa bangkit lagi,” tambahnya.

Nasib sama juga dialami Ruselli Hartawan yang tersingkur di babak pertama. Dia dikalahkan Yeo Jia Min asal Singapura, dengan skor 20-22, 18-21.

Kekalahan juga dialami Jonatan Christie. Lewat pertarungan rubber game 75 menit, Jojo ditaklukkan wakil India, Prannoy Haseena Sunil Kumar, 21-18, 16-21, 21-23.

Dapat Satu Gelar di Thailand Open 2021, Begini Evaluasi PBSI
By - Writter

Dapat Satu Gelar di Thailand Open 2021, Begini Evaluasi PBSI

Satu dari tiga turnamen Leg Asia 2021 yang diadakan di Thailand, Bangkok, telah usai. Berlangsung di Impact Arena selama 12-17 Januari, turnamen bertajuk Yonex Thailand Open ini, skuad Indonesia berhasil meraih gelar juara pada sektor ganda putri. Greysia Polii/Apriyani Rahayu memenangkan pertandingan final atas wakil tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, 21-15, 21-12.

Menurut Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky, hal ini cukup baik sebagai debut pertama setelah pandemi.

“Secara menyeluruh hasil dari Yonex Thailand Open cukup baik, kami berhasil dapat satu gelar, satu runner up dan dua semifinalis. Apalagi ini turnamen pertama setelah 10 bulan tidak bertanding,” ungkap Riony seperti dilansir dari Joker Gaming.

Sebaliknya pada sektor ganda campuran yang diwakili oleh Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti kalah dari wakil tuan rumah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, 3-21, 22-20, 18-21. Di tunggal putra, langkah Anthony Sinisuka Ginting terhenti di semifinal oleh Viktor Axelsen (Denmark), 19-21, 21-13, 13-21.

“Di ganda campuran Praveen/Melati memang seharusnya bisa menang tapi mungkin adaptasi dengan lapangan pertandingan belum maksimal. Di tunggal putra, Ginting sudah bermain bagus tapi memang belum beruntung,” sebut Rionny.

Beradaptasi dengan kondisi saat pandemi memang tidak mudah. Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dan Federasi Bulutangkis Thailand (BAT) cukup serius dalam menerapkan protokol kesehatan ketat. Mereka menggunakan sistem gelembung yang harus dijalani oleh seluruh peserta yang terlibat.

“Tidak mudah anak-anak menjalani turnamen di masa pandemi ini, protokol kesehatan yang ketat membuat mereka canggung walau tidak sampai stress. Kasus positif Covid-19 di tengah turnamen kemarin membuat peraturan berubah lagi, kami jadi tidak boleh keluar walau karantina sudah 14 hari. Tapi beruntungnya sejak awal di pelatnas PBSI memberlakukan karantina sehingga anak-anak sudah terbiasa,” kata Rionny.

Perjuangan tim Merah Putih di Bangkok belum berakhir. Mereka akan menghadapi turnamen kedua di arena yang sama. Namun demikian mereka masih harus menjalankan protokol kesehatan termasuk menjalani swab tes.

“Hari ini kami melaksanakan swab test lagi lalu kembali berlatih untuk turnamen berikutnya. Kondisi anak-anak sementara ini oke dan sehat. Memang kondisi fisik beberapa pemain yang main di semifinal dan final agak kelelahan tapi kami tim pelatih dan ofisial terus menjaga kondisinya,” tambahnya.

Untuk turnamen selanjutnya, Toyota Thailand Terbuka akan digelar pada 19-24 Januari. Skuad Indonesia kembali lakukan pesiapan untuk dapatkan hasil yang maksimal.

“Persiapannya yang terpenting adalah mengembalikan dulu kebugaran, menjaga asupan gizi agar mereka tetap sehat dan tidak stress. Setelah itu saya berharap semuanya bisa tampil lebih maksimal dari minggu lalu. Yang sudah bagus dipertahankan, yang belum semoga bisa lebih baik. Target ya sebisa mungkin tambah satu gelar lagi,” pungkas Rionny.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu
By - Writter

Greysia Polii/Apriyani Rahayu Juara Thailand Open Super 1000

Pasangan ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu memenangkan pertandingan final atas wakil tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, pada ajang bulutangkis pembuka tahun 2021, Yonex Thailand Terbuka, Minggu (17/1).

Dengan kemenangan ini, Greysia/Apri menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih juara pada debut pertama setelah pandemi yang digelar di Impact Arena, Bangkok tersebut.

Greysia/Apri bertarung dengan gigih dan penuh semangat. Wakil Merah-Putih ini membutuhkan waktu 52 menit untuk menghentikan langkah wakil Negara Gajah Putih tersebut dengan skor 21-15, 21-12. Hal ini juga merupakan kemenangan pertama Indonesia di sektor ganda putri dalam kelas super 1000.

“Sungguh luar biasa bagi kami berdua dan kami ingin berterima kasih kepada Tuhan, bahwa kami memiliki kesempatan untuk berada di sini dan memenangkan kejuaraan ini. Kami datang dengan fokus, siap untuk pertandingan ini dan ingin memberikan yang terbaik,” ungkap Greysia seperti dilansir dari JOker388.

Meskipun Jongkolphan/Rawinda membuka laga dengan memimpin 1-0, tak lama kemudian dibalas oleh smes Apriyani, 1-1. Sempat tertinggal 1-3, Greysia/Apriyani akhirnya sanggup mengimbangi skor menjadi 3-3, 4-4, dan 5-5. Persaingan keduanya sangat ketat, penampilan Greysia/Apriyani terlihat sangat siap dan maksimal.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu

Kegagalan lawan mengembalikan pukulan, mengakhiri rally panjang menjadi 6-5. Hingga mendekati interval pertama, skor masih terus berimbang. Akhirnya Greysia/Apri mampu unggul 11-9 dalam 12 menit.

“Kami mengambil poin demi poin hari ini. Ketika kami mengambil set pertama, kami mengatakan sisanya akan menyusul. Seperti yang saya katakan dari babak pertama, kami hanya ingin menang,” kata Greysia.

Perlawanan Jongkolphan/Rawinda terhenti pada skor 10-17. Reli panjang 65 pukulan berakhir 18-11 karena shuttlecock pukulan Jongkolphan/Rawinda jatuh di luar arena permainan. Sempat mengejar hingga 15-19, gim pertama yang berdurasi 26 menit itu berakhir 21-15 untuk pasangan Merah-Putih.

Pada gim kedua, smes Apriyani mengawali skor 1-0. Kerjasama Greysia/Apriyani mampu menahan lawan terkunci hingga skor 5-0. Meski pada interval kedua, Jongkolphan/Rawinda hanya mampu mengejar 2 poin menjadi 11-2 dalam waktu 10 menit.

Lagi-lagi Greysia/Apriyani mengunci skor lawan hingga 17-5, Jongkolphan/Rawinda masih berusaha mengejar ketertinggalan hingga 19-10. Match point 20-10 didapat setelah pukulan kecil Apriyani yang tak terbalas. Bola pukulan Greysia/Apriyani yang melebar dua kali memberi kesempatan Jongkolphan/Rawinda menambah poin menjadi 20-12.

Smes Greysia akhirnya menghantarkan pasangan unggulan kelima ini menjadi juara atas tuan rumah. Tangisnya pun pecah. Inilah tangisan kegembiraan Greysia/Apriyani atas kemenangan pertama di turnamen pembuka setelah vakum akibat pandemi Covid-19.

Kemenangan Greysia/Apriyani ini seolah membalas kegagalan kompatriotnya di ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang kalah rubber dari wakil tuan rumah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, 3-21, 22-20, 18-21.

Hendra-Ahsan Susul Anthony Ginting ke Perempatfinal Thailand Open
By - Writter

Hendra/Ahsan Susul Anthony Ginting ke Perempatfinal Thailand Open

Bukan hanya tiket babak perempatfinal turnamen Yonex Thailand Terbuka 2021 yang sudah di tangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Pasangan berjuluk The Daddies ini juga menunjukkan performa menuju penampilan terbaik seperti sebelum pandemi.

Penampilan apik tersebut ditunjukkan Hendra/Ahsan di babak kedua ajang berhadiah total 1 juta dolar AS itu ketika mengatasi perlawanan pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Ganda unggulan kedua ini bermain lebih baik saat bertarung di Impact Arena, Bangkok, Kamis, 14 Januari 2021.

Adaptasi dengan kondisi angin di arena, konsentrasi, cara bermain, dan mengatasi tekanan, sudah jauh lebih baik. Performa Hendra/Ahsan layaknya mereka sebelum vakum akibat pandemi. Memang masih melakukan kesalahan, tetapi relatif sedikit. Berkat performa seperti itu, Hendra/Ahsan menang 21-19, 21-17 dalam waktu 34 menit.

“Hari ini kondisi kami sangat baik, tapi di pertandingan masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Semoga besok lebih baik saat melawan Korea Selatan,” sebut Hendra seperti dilansir dari Spbo live.

Menyangkut strategi bermain, Hendra mengakui sempat kecolongan di awal gim. Mereka kalah start duluan. “Tadi di awal gim kami kalah start, jadi mereka ambil inisiatif duluan menyerang. Padahal ini yang kami paling waspadai. Setelah itu kami mencoba bermain dengan pola yang kami siapkan, bagaimana menurunkan bola dulu dan bermain sabar,” terang Hendra.

“Menurut saya, pasangan India ini bagus sekali. Serangannya bagus, smashnya kencang dan cepat. Jadi bagaimana kami bermain untuk meredam mereka tadi,” tambah Hendra.

Di babak perempatfinal, Jumat (15/1), Hendra/Ahsan bakal bersua unggulan ketujuh, Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan). Rekor pertemuan adalah 1-0 buat wakil Negeri Ginseng yang terjadi di final Hong Kong Terbuka 2019.

Performa lebih menjajikan juga ditampilkan Anthony Sinisuka Ginting. Pemain berusia 25 tahun ini juga bermain lebih rancak untuk mengantarkannya ke babak delapan besar. Ginting sukses menekuk pemain muda tuan rumah, Kunlavut Vitidsarn, 21-16, 21-19.

“Puji Tuhan hari ini bisa menyelesaikan pertandingan dengan tidak ada kurang satu apapun. Juga bisa menembus perempatfinal,” ujar Ginting.

Di gim pertama saya bisa mengendalikan permainan, pola yang saya mau, berhasil dimainkan. Di gim kedua Kunlavut mulai berani mengambil inisiatif permainan, saya sempat terbawa irama dia. Selain itu, saya juga banyak melakukan kesalahan sendiri. Beruntung di akhir saya bisa lebih siap dan fokus,” cerita Ginting.

Dengan berbekal kemenangan itu, Ginting di babak perempatfinal siap berjibaku dengan Rasmus Gemke asal Denmark. Rekor pertemuan adalah 1-0 untuk Gemke yang mengungguli Ginting pada turnamen All England 2020.

By - Writter

Diskors BWF 12 Tahun, Pemain Indonesia Ini Enggan Banding

Meskipun tidak melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), bukan berarti pebulutangkis Putri Sekartaji mengakui dirinya bersalah seperti yang diputuskan oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Dia tetap menolak dihukum karena dirinya hanya menjadi korban.

Diskors BWF 12 Tahun, Pemain Indonesia Ini Enggan Banding

Keputusan Putri ini berbeda dengan dua rekannya, Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Mia Mawarti yang memilih mengajukan banding ke Pengadilan CAS. Pada Senin, 11 Januari 2021 mereka bertiga menemui Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI, Edi Sukarno di Pelatnas Bulutangkis, Cipayung, Jakarta Timur. Sebagai warga PBSI, mereka hadir untuk meminta bantuan dan perlindungan kepada induk organisasi tepok bulu yang memayunginya.

Sesuai surat BWF, memori banding ke CAS tersebut berlaku selama 21 hari sejak surat keputusan tersebut diterima PP PBSI per tanggal 5 Januari 2021. Artinya batas akhir banding tersebut tanggal 26 Januari nanti.

“Terus terang, saya ini korban dari perbuatan Hendra Tandjaya. Saya juga tidak bertaruh atau melakukan rekayasa hasil pertandingan seperti yang dituduhkan BWF. Seperti Agri dan Mia, saya juga korban perbuatan Hendra,” beber Putri seperti dilansir dari Joker123.

Oleh BWF, pemain kelahiran Jakarta, 29 April 1995 ini divonis sangat berat. Yaitu, 12 tahun skorsing tidak boleh terlibat di bulutangkis dan ditambah denda sebesar 12.000 dolar AS atau sekitar Rp 170 juta.

Hanya, seperti Mia, dirinya disangkakan melakukan pengaturan skor bulutangkis saat bertanding di turnamen Selandia Baru Terbuka 2017. Ketika berduet bersama Hendra tampil di nomor ganda campuran, dirinya pun tidak tahu kalau sebenarnya Hendra telah berniat melakukan perbuatan yang mencederai sportivitas dengan merekayasa hasil pertandingan.

Saat itu, dirinya tetap bermain sepenuh hati di tengah lapangan. Putri mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya. Sebaliknya, rekannya tersebut sering melakukan kesalahan demi kesalahan yang elementer. Memukul shuttlecock keluar atau nyangkut net.

Selama di Selandia Baru, Putri mengaku menerima uang sebesar Rp14 juta dari Hendra. Dirinya pun tidak berprasangka buruk terhadap partnernya di tengah lapangan itu. Sebab, dia mengira uang dari Hendra yang bertindak sebagai ofisial tersebut adalah uang saku untuknya selama bertanding di Negeri Kiwi tersebut.

Sebelumnya saat Putri tampil di nomor ganda putri bersama Mia, Hendra yang berperan sebagai ofisial malah bertindak lebih konyol lagi. Hendra meminta wasit menghentikan pertandingan. Alasannya Mia cedera dan tak bisa meneruskan pertandingan. Padahal Mia menyebut dirinya fit dan tidak cedera.

“Ternyata, dalam chat di handphone Hendra yang kemudian disita BWF, uang yang saya terima tersebut dianggap BWF sebagai uang hasil taruhan. Padahal, terus terang saya tidak tahu menahu dengan Hendra yang melakukan judi atau pengaturan hasil pertandingan. Inilah yang membuat BWF menghukum berat saya,” sebut pebulutangkis berusia 25 tahun ini.

Laga Pembuka Thailand Open Tak Mudah Bagi Pemain Indonesia
By - Writter

Laga Pembuka Thailand Open Tak Mudah Bagi Pemain Indonesia

Selalu tidak mudah di partai pembuka. Nasib itu dialami pebulutangkis Indonesia yang kembali bertarung di turnamen Yonex Thailand Terbuka 2021 setelah vakum sejak Maret tahun silam dari kompetisi, menyusul pandemi Covid-19 yang melanda di banyak negara.

Tak heran, penampilan para pemain Skuad Garuda di Impact Arena, Bangkok, Selasa, 12 Januari, belum in betul. Apalagi, turnamen berhadiah total 1 juta dolar AS ini juga merupakan kalender pembuka BWF di tahun ini.

Mereka sepertinya membutuhkan adaptasi yang lebih cepat lagi setelah absen sekitar 10 bulan dari pertandingan. Baik yang lolos ke babak kedua atau yang terganjal di partai perdana, langkahnya selalu tidak mudah saat mereka melakoni pertandingan perdana.

“Memang sudah lama pemain tidak bertanding, tetapi bukan ini yang menjadi kendala. Pemain belum cepat berdaptasi dengan lapangan yang berpendingin ruangan dan ada hembusan angin. Hal ini yang membuat permainan mereka belum maksimal di babak pembuka, baik yang kalah maupun menang. Kita berharap, besok mereka bisa lebih in dan lebih lepas mainnya,” tutur Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky seperti dilansir dari klikwin88.

Perlu penyesuaian itu terlihat pada kekalahan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaya. Mereka belum bisa langsung in ketika memulai pertandingan. Dampaknya mereka dijegal Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnappa (India), 11-21, 29-27, 16-21.

“Untuk gim pertama tadi, kita kalah start. Pola kita terserang terus karena lebih banyak bertahan. Faktor kalah angin dan menang angin juga sangat berpengaruh. Gim kedua, kami ubah dan beruntung bisa mengejar poin dan menang. Sayang di gim ketiga kami sudah ketinggalan,” kata Gloria.

Sementara itu Hafiz Faizal mengatakan meraka mengawali pertandingan dengan lambat. Situasi membaik di game kedua. Namun situasi justu kembali memburuk di set penentuan.

“Kami main terlalu pelan, startnya lambat di gim pertama. Masuk lapangan seperti masih mencari-cari bentuk permainan, masih meraba-raba. Pada gim kedua sudah mulai menemukan pola, kami main lebih baik, lebih nyerang tapi di gim ketiga balik lagi seperti di gim pertama. Kalah start, mainnya lambat lagi,” timpal Hafiz.

Kekalahan juga diderita Gregoria Mariska Tunjung. Pemain berusia 21 tahun ini takluk kepada Sung Ji-hyun asal Korea Selatan. Meski menang 21-15 di gim pertama, Jorji, sapaan akrab Gregoria, gagal mempertahankan konsistensi permainan dan kalah 15-21 dan 14-21 pada dua gim selanjutnya.

“Sebetulnya tidak begitu susah. Cuma tadi saya masih kurang tenang dan banyak melakukan kesalahan sendiri,” ucap Jorji, sapaan akrab Gregoria.

yonex thailand
By - Writter

Thailand Open Dimulai, Rionny: Pemain Sudah Siap Tempur

Pebulutangkis Indonesia menyatakan siap tempur untuk berlaga di turnamen Yonex Thailand Terbuka 2021 yang mulai berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Selasa, 12 Januari, hari ini. Adaptasi yang berjalan mulus dan semangat pemain untuk kembali bertanding, menjadi modal utama demi merebut sukses di turnamen yang masuk kategori super 1000 tersebut.

“Para pemain sudah siap tempur. Mereka seperti sudah tidak sabar untuk bertanding kembali setelah sejak Maret tahun lalu vakum tidak bertanding. Anak-anak juga dalam kondisi baik tidak ada yang sakit,” ujar Rionny Mainaky, Kabid Binpres PP PBSI seperti dilansir dari dewapoker sports.

Turnamen Yonex Thailand Terbuka 2021 merupakan salah satu dari tiga ajang yang bakal berlangsung simultan di Ibukota Negeri Gajah Putih itu. Kejuaraan pembuka tahun 2021 dan berkategori BWF Super 1000 ini dihelat pada 12-17 Januari.

Sepekan selanjutnya dengan level yang sama berlangsung turnamen Toyota Thailand Terbuka (19-24 Januari). Selain itu, bagi delapan pemain atau pasangan terbaik akan melanjutkan bertarung di Final BWF World Tour 2020 (27-31 Januari).

Sebagai persiapan terakhir, Skuad Garuda hari Senin siang menjalani latihan terakhir di arena yang akan menjadi tempat berlaga. Meskipun hanya 75 menit, pemain menunjukkan semangat dan antusias untuk menghadapi kejuaraan.

“Siang ini latihan lagi di main hall utuk adaptasi lapangan, antisipasi arah angin, dan kondisi lapangan. Semua siap untuk menunjukkan performa terbaik,” tambah Rionny, yang merangkap pelatih tunggal putri.

Sebagai bagian dari upaya menjaga pemain dari pandemi Covid-19, setelah berlatih, pemain kembali menjalani swab test PCR. Ini merupakan tes usap ketiga sejak kedatangan mereka di Bangkok tanggal 4 Januari silam.

Dituturkan oleh Manajer Tim Aryono Miranat, dirinya melihat para pemain sudah tidak sabar mengayun raket. Pemain seperti rindu untuk berlaga kembali.

“Saya lihat ada semangat dari para pemain. Semoga hasilnya nanti juga memuaskan,” tegas Aryono yang juga asisten pelatih ganda putra ini.

Para pemain seperti Jonatan Christie dan Ribka Sugiarto pun menyebut ingin menampilkan performa terbaiknya. Apalagi sudah lama tidak berkompetisi.

“Karena ini pertandingan resmi lagi setelah sembilan bulan tidak tanding, pastinya yang pertama harus tampil berani dan percaya dirinya juga harus ditingkatkan,” ujar Jojo.

Sedangkan Ribka menyebut, persoalan adaptasi di tengah lapangan dengan adanya hembusan angin harus segera diatasi. “Insya Allah lancar, cuma mungkin masih adaptasi dengan hembusan anginnya saja,” kata Ribka, pemain ganda putri.

Sayang dari hasil undian di ganda putra, dua pasangan Indonesia harus bertemu di babak awal.

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bersua juniornya Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Setali tiga uang, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana ditantang kompatriotnya, Daniel Marthin/Leo Rollycarnando.

skuad garuda - bulutangkis
By - Writter

Kisah Skuad Garuda Latihan Perdana di Arena Thailand Open

Skuad Garuda memulai latihan perdana di tempat yang bakal menjadi arena pertarungan pebulutangkis terbaik pada tiga turnamen Leg Asia yang berlangsung di Bangkok, Thailand. Dipimpin Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky, sebanyak 27 pemain terbaik Merah-Putih menjalani proses adaptasi dengan Impact Arena, Minggu, 10 Januari 2021 pagi.

“Latihan pertama di arena pertandingan ini kita gunakan sebagai proses adaptasi bagi pemain. Maklum, latihan sebelum-sebelumnya hanya di tempat latihan. Kondisi para pemain juga baik dan latihan bisa jalan dengan baik. Konsentrasi anak anak pun lumayan baik,” sebut Rionny seperti dilansir dari Sbobetmobile.

Seperti selama tinggal di hotel dan tempat latihan sebelumnya, protokol kesehatan yang diterapkan panitia tetap harus dijalani para pemain saat berada di Impact Arena. Mulai dari cek suhu, cuci tangan, bermasker, dan menjaga jarak.

“Pesan panitia jelas, tidak boleh berkeliaran hingga sampai hall dan masuk lapangan. Selesai latihan pun kita harus langsung naik bis balik hotel. Kita juga dilarang berinteraksi dengan tim dari negara lain,” kata Rionny.

Selama latihan sesi pagi, tim Indonesia bisa menggunakan tiga lapangan di arena pertandingan. Selain itu juga disediakan dua lapangan di tempat latihan. Latihan dimulai pukul 09.00 waktu setempat. Latihan sesi kedua berlangsung di tempat latihan pada sore hari mulai pukul 14.30.

Menurut Tim Manajer Aryono Miranat, kondisi lapangan berangin karena menggunakan pengatur suhu ruangan. “Diharapkan para pemain bisa segera beradaptasi dengan lapangan, terutama arah angin dan juga shuttlecock yang akan digunakan dalam pertandingan nanti,” ujar Aryono.

“Seperti di negara lain, selalu kendalanya paling angin saja sih. Tetapi semuanya tetap masih normal,” komentar Hendra Setiawan, pemain ganda putra.

Selama 75 menit berlatih, semua pemain antusias dan bersemangat. Tampak Anthony Sinisuka Ginting bertanding melawan rekannya, Jonatan Christie dan Shesar Hiren Rhustavito. Hal serupa dijalani pemain tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan Ruselli Hartawan.

Di lapangan lain, para pemain ganda putra juga bergairah menjajal lapangan. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bertanding menghadapi kompatriotnya, Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian. Sempat juga digelar latihan Rian/Fajar dikeroyok Muhammad Shohibul Fikri, Bagas Maulana, dan Pramudya Kusumawardana.

“Kita mencoba tempat pertandingan, sekaligus untuk mengetahui arah angin. Mana lapangan yang menang dan yang kalah angin. Ini untuk adaptasi. Karena ada lima pasangan, kalau main dua lawan dua terus, ada pasangan yang tidak main. Jadi variasi dua lawan tiga. Semua pemain bisa mencoba bermain di tempat pertandingan,” tutur kepala pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi.

tim bulutangkis indonesia - thailand
By - Writter

Di Tengah Protokol Ketat, Begini Cara Pebulutangkis Indonesia Atasi Kejenuhan

Para pebulutangkis Indonesia yang tengah mengikuti tiga turnamen secara beruntun di Bangkok, Thailand hingga akhir Januari, sudah mengantisipasi soal kejenuhan. Maklum selama sebulan mereka harus tinggal di “gelembung” yang membatasi aktivitasnya.

Ternyata begitu banyak cara yang dilakukan pemain Skuad Garuda selama tinggal hampir sepekan di Ibukota Negeri Gajah Putih tersebut. Apalagi sesuai aturan panitia setempat, untuk memutus rantai penularan pandemi Covid-19, para pemain hanya tinggal sendirian di kamar.

Dengan kondisi seperti ini, pemain dituntut harus pintar-pintar mencari kesibukan sendiri di kamar. Hal ini dilakukan untuk membuang kejenuhan dan kebosanan yang bakal menghinggapi.

Sejak kedatangan di Bangkok, Senin, 4 Januari silam, kegiatan para pemain bisa dibilang lebih banyak tinggal di kamar Hotel Novotel Bangkok Impact, tempat menginap. Mereka juga dilarang ke luar arena yang sudah ditentukan. Sementara jadwal latihan pun terbatas dan berlangsung singkat.

“Mau tidak mau pemain harus mencari kegiatan sendiri agar tidak bosan dan jenuh, selama sendirian di kamarnya masing-masing,” sebut Bambang Roedyanto, Kabid Luar Negeri PP PBSI, seperti dilansir dari berita maxbet338.

Selama berada di kamar, pemain seperti Fajar Alfian memilih kegiatan yang santai dan tidak menguras fisik. Dia misalnya memilih membaca buku. Selain itu, dia juga bisa nonton youtube atau melakukan panggilan video dengan keluarga dan teman di Tanah Air.

Uniknya, buku yang dibaca bukan novel atau komik. “Buku yang saya baca itu buku menu makanan. Hahaha,” sebut Fajar.

Partner Fajar di lapangan, Muhammad Rian Ardianto, menyebutkan bahwa pada waktu hari pertama, dia menghabiskan karantina dengan latihan ringan di kamar. Untuk membunuh kebosanan, dia juga bermain game online dan nonton film lewat saluran netflix.

“Di hari berikutnya rasanya tidak terlalu jenuh, karena sudah menjalani latihan dua kali dalam satu hari. Seusai latihan, paling saya hanya sebentar bermain game atau nonton, sisanya untuk makan dan istirahat,” cerita Rian.

Pemain tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, selama di Bangkok, dia menyebut tak ubahnya tinggal di asrama Pelatnas Cipayung. Setelah latihan, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar dengan menonton televisi. Apalagi, di saluran televisi di kamarnya, begitu banyak tayangan film bagus.

“Karena kita mendapat dua sesi latihan pagi dan sore hari, setelah itu benar-benar bebas sampai malam. Jadi tidak banyak waktu juga untuk beraktivitas karena harus istirahat. Apa yang saya jalani ini sebetulnya kurang lebih hampir sama seperti di asrama,” kata Gregoria.

Tim Indonesia Bebas Corona dan Siap Tampil di Thailand Open
By - Writter

Tim Indonesia Bebas Corona dan Siap Tampil di Thailand Open

Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000 tak lama lagi akan digelar. Bukan cuma para peserta, panitia pelaksana juga sudah memersiapkan segala sesuatunya dengan sangat maksimal, terutama soal protokol kesehatan.

Seri Asia 2020 ini diketahui menerapkan sistem gelembung dan setiap romongan yang ambil bagian, harus lebih dulu menjalani karantina. Hingga saat ini, sebanyak 824 pihak yang terlibat, termasuk 216 atlet di dalamnya, dinyatakan bebas dari Korona dan siap berlaga.

“Seri Asia di Bangkok, yang akan dimulai pekan depan, menerima peningkatan dengan semua 824 peserta dalam gelembung karantina Zona Hijau dan dinyatakan negatif untuk COVID-19. Zona Hijau terdiri dari pemain dan rombongannya serta semua pemangku kepentingan yang bersentuhan langsung dengan mereka, seperti wasit, hakim garis, personel dari BWF, Asosiasi Bulutangkis Thailand, staf medis dan kru produksi TV,” tulis pernyataan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) seperti dilansir dari Pragmatic Play.

Lebih lanjut pihak Federasi Bulutangkis Dunia itu mengatakan pihaknya meminta semua pesreta untuk tetap menyerahkan hasil tes negatif di masing-masing negara sebelum berangkat ke Bangkok.

“Semua peserta Zona Hijau internasional diminta untuk tetap menyerahkan hasil tes negatif di negara mereka sendiri sebelum berangkat ke Bangkok dan kemudian diuji lagi di Bangkok saat masuk ke karantina hotel,” sambung BWF.

Diketahui, tim bulutangkis Indonesia sendiri sudah menjalani sesi latihan di kompleks Impact Arena. Setiap aktivitas yang dilakukan, tak pernah luput dari protokol kesehatan yang sangat ketat.

“Pemain sekarang diizinkan untuk berlatih di bawah protokol keamanan dan kesehatan yang ketat. Tindakan karantina akan diberlakukan selama periode observasi wajib 14 hari, termasuk selama pementasan YONEX Thailand Open. Tes COVID-19 yang lebih rutin akan diikuti dengan protokol keamanan yang ketat untuk tetap berlaku hingga akhir Seri Asia.”

Manajer Tim Indonesia, Aryono Miranat menilai penerapan protokol kesehatan oleh panitia pelaksana terasa berlebihan, namun rupanya tidak lantas menyurutkan semangat kompetisi Hendra Setiawan dkk.

“Anak-anak semua dalam kondisi baik. Meskipun begitu, di tengah penerapan sejumlah aturan protokol kesehatan yang menurut saya terasa berlebihan, saya lihat para pemain begitu semangat. Ini nilai positifnya. Memang seperti terlihat aneh. Tetapi panitia rupanya benar-benar mau menjaga kesehatan dan keselamatan semua pemain dari virus Covid-19,” beber Aryono.

Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionnya Mainaky mengatakan bahwa tiga turnamen seri Asia 2020 yang bakal berlangsung di Bangkok, Thailand mulai 12 hingga 31 Januari 2021 ini, bakal menjadi ajang tolok ukur bagi para pebulutangkis Indonesia.

“Sekarang di setiap turnamen diwajibkan untuk karantina, jadi di dua turnamen di Thailand ini ada yang mau kami lihat secara keseluruhan,” beber Rionny Mainaky.

Kevin Sanjaya Positif Covid-19
By - Writter

Kevin Sanjaya Positif Covid-19, Tim Indonesia Tetap ke Thailand

Pemain ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo positif Covid-19. Hasil swab test PCR (Polymerase Chain Reaction) yang dijalani pemain ganda putra berusia 25 tahun itu menunjukkan hasil positif.

“Berdasarkan tes terakhir yang dijalani Kevin pada 31 Desember 2020, hasil swab test PCR dia positif,” ungkap dr. Octaviani, dokter di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.

Hal ini membuat Kevin urung tampil di tiga turnamen yang akan digelar sejak pekan depan di Bangkok, Thailand. Kevin sebenarnya sudah mengalami gejala sejak akhir Desember 2020 lalu.

“Kalau pun tes usap terakhir Kevin negatif, menurut saya dia tetap tidak laik untuk bertanding di tiga kejuaraan yang sangat berat ini. Persiapannya juga tidak cukup. Makanya, keputusannya jelas. Kevin tidak kita bawa ke Bangkok dan harus menjalani isolasi mandiri biar memulihkan kesehatannya dulu,” papar Herry Iman Pierngadi, kepala pelatih ganda putra Pelatnas Cipayung.

Ditambahkan oleh Herry IP, meski sejak 31 Desember 2020 positif terinfeksi virus Covid-19, Kevin memang terus dipantau kesehatannya. Baru empat hari kemudian dirilis soal berita dirinya positif. Hal ini semata-mata agar tidak memengaruhi semangat tim yang akan berangkat ke Negeri Gajah Putih.

Dilansir dari berita SBOWIN, meski Kevin positif terinfeksi virus Covid-19, yang membuat bersama Marcus Fernaldi Gideon urung tampil, tim bulutangkis Indonesia tidak membatalkan keikutsertaanya ke turnamen pembuka tahun 2021 tersebut. Hendra Setiawan dkk., tetap semangat dengan tetap berangkat mengikuti tiga kejuaraan di Thailand.

Hari Senin, 4 Januari 2021, siang pukul 12.30 WIB, dengan menggunakan pesawat sewaan Garuda nomor penerbangan GA 8680, Skuad Merah-Putih berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, menuju Bangkok.

“Tim bulutangkis Indonesia tetap berangkat untuk mengikuti tiga kejuaraan di Bangkok, Thailand. Sepanjang mengikuti protokol kesehatan, semoga semuanya lancar. Kami melihat ajang ini sangat penting karena sebagai bagian dari persiapan menghadapi agenda terpenting tahun 2021 ini, yaitu Olimpiade Tokyo,” sebut Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky.

Menurut Rionny, kecuali Kevin, para pemain lain yang diproyeksikan tampil ke tiga turnamen tersebut semuanya dalam kondisi sehat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil swab test PCR kepada seluruh pemain dan tim pendukung yang bakal berangkat ke Thailand. Dalam tes usap kepada 40 orang pemain dan tim pendukung yang dilakukan di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu, 2 Januari 2021, seluruhnya menunjukkan hasil negatif dari Covid-19.

Kevin sendiri sejak pertengahan Desember tahun lalu memang sudah dipisahkan dengan para pemain penghuni Pelatnas Cipayung. Tak heran, pada tes usap terakhir di Pelatnas Cipayung, 2 Januari lalu, dia memang tidak diikutsertakan.

tim bulutangkis indonesia
By - Writter

Optimisme Tim Bulu Tangkis Indonesia di Thailand Open

Tim bulutangkis Indonesia mengusung optimisme dan semangat tinggi ke tiga turnamen Leg Asia 2021 yang bakal berlangsung di Bangkok, Thailand. Skuad Merah-Putih berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Senin (4/1) siang pukul 12.30 WIB.

“Kami berangkat ke Thailand dengan penuh optimisme dan semangat tinggi. Meski tiga turnamen tersebut bukan sebagai ajang kualifikasi yang memperebutkan poin menuju Olimpiade Tokyo, kami tetap menganggap begitu penting kejuaraan ini,” ungkap Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky sepeti dilansir dari indobola.

Tim Indonesia  menuju Bangkok berkekuatan 40 orang. Mereka, terdiri dari pemain, pelatih teknik, pelatih fisik, dokter, terapis, dan masseur.

Berbeda dengan tur-tur ke mancanegara sebelumnya, kali ini Pasukan Cipayung tidak memakai pesawat komersial biasa. Sebaliknya, menggunakan pesawat charter Garuda. Semua itu dilakukan demi menjaga kesehatan dan keselamatan pemain dari terinfeksi virus Covid-19.

“Kita menyewa pesawat semata-mata demi menjaga kesehatan dan keselamatan pemain. Kalau berangkat dengan pesawat komersial biasa, kita khawatir pemain bisa tertular virus dari penumpang umum yang lain,” beber Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta.

Skuad Merah-Putih akan berlaga di tiga turnamen yang bakal berlangsung secara simultan di Impact Arena, Bangkok. Diawali dua turnamen berkategori BWF Super 1000, yaitu Yonex Thailand Terbuka yang berlangsung pada 12-17 Januari dan Toyota Thailand Terbuka (19-24 Januari). Selain itu, bagi delapan pemain atau pasangan terbaik akan melanjutkan bertarung di Final BWF World Tour 2020 (27-31 Januari).

Menurut Rionny, setelah vakum dari pertandingan sejak Maret 2020 menyusul pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan membuat begitu banyak kejuaraan internasional ditunda atau dibatalkan, inilah kesempatan terbaik bagi para pemain penghuni Pelatnas Cipayung untuk merasakan kembali atmosfer pertandingan. Tiga turnamen di Negeri Gajah putih tersebut bakal menjadi ajang perdana bagi para pemain Merah-Putih berkompetisi kembali di level internasional.

Rionny mengakui tidak udah bagi para pemain untuk kembali terjun ke lapangan pertandingan. Kekosongan pertandingan dalam beberapa bulan terakhir membuat para pemain harus berjuang lagi untuk beradaptasi dengan atmosfer pertandingan.

“Memang tidak mudah harus bertanding kembali di tengah pendemi. Apalagi, sudah sembilan bulan para pemain juga tidak pernah bertanding. Tetapi, ini harus dihadapi. Kita harus bisa beradaptasi dengan normal baru, karena tidak tahu sampai kapan pandemi ini akan berakhir,” sebut Rionny.

Karena itu, Rionny berpesan kepada para pemain agar benar-benar menjaga protokol kesehatan selama di Bangkok. Semua itu dilakukan agar pemain bisa bertanding dengan maksimal dan tetap sehat, serta tidak tertular oleh virus Covid-19.