Belajar dari Hendra/Ahsan, Tembus Final All England 2022
Tidak mudah bagi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bisa menembus babak final All England 2022 dalam usia yang tidak mudah lagi. Ditambah lagi, Ahsan sedang dalam kondisi tidak fit.
Perjuangan kedua pasangan senior itu menuai apresiasi.
Pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, angkat topi dengan sepak terjang The Daddies yang mampu melewati berbagai tantangan hingga mencapai babak final.
“Luar biasa, walau kondisi tidak prima, tetapi Hendra/Ahsan bisa memanfaatkan segala pengalaman mereka, mental juaranya, dan fighting spiritnya di tengah lapangan. Mereka juga tidak mudah menyerah,” beber Herry IP melansir siaran pers Humas PP PBSI.
Di babak semifinal The Daddies berhasil mengalahkan pasangan China yang berusia lebih muda, He Ji ting/Tan Qiang dalam tempo 48 menit dengan skor 21-16 14-21 21-13.
“Perjuangan Hendra/Ahsan itu bisa menjadi contoh bagi pemain-pemain muda Indonesia,” tegas pelatih yang dijuluki Naga Api itu.
The Daddies menghadapi Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri di partai pamungkas. Pasangan debutan itu menorehkan catatan manis dengan mengalahkan para unggulan, termasuk pasangan nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, 22-20 13-21 21-16 dalam 58 menit, di babak semi final.
Ahsan mengatakan ia mengalami rasa sakit sejak babak perempat final. Kondisinya sedikit lebih baik di babak semifinal.
“Cedera saya sebenarnya masih terasa sakit, tetapi sudah lebih baik dibanding kemarin. Di gim kedua, kami bermain terlalu lambat terutama saya karena cukup merasakan sakit,” beber Ahsan.
Ahsan mengatakan menghadapi pertandingan tiga gim, ia berusaha untuk menjaga fokus alih-alih rasa sakit.
“Di gim ketiga, saya hanya fokus saja di pertandingan dan tidak memikirkan soal rasa sakit,” lanjutnya.
Terkait pertandingan semifinal kontra pasangan China, Hendra mengaku mereka sudah bisa memegang kendali sejak awal pertandingan.
“Dari awal kami sudah memegang kendali permainan dengan menyerang lebih dulu. Apalagi menang angin sehingga lebih enak untuk menyerang. Di gim kedua, pengembalian kami banyak yang nanggung dan terserang terus.”
Sempat kehilangan gim kedua, The Daddies akhirnya bisa mendapatkan kembali performa terbaik mereka.
“Tetapi di gim ketiga pola permainan kami kembali seperti gim pertama. Langsung menyerang dan berjuang untuk tidak mau kalah saja.”
Terkait “all Indonesian final” di ganda putra, Ahsan mengaku senang.
“Alhamdulillah, bisa menang dan ke final. Rasanya lega bisa menang dan menciptakan ‘all Indonesian finals’,” beber Ahsan.
Hal senada dikatakan Hendra yang sudah berusia 37 tahun. “Senang rasanya bisa menang dan merebut tiket ke final untuk menciptakan ‘all Indonesian finals’. Saya pun merasa puas dan plong rasanya bisa menang.”