Bos PSG sebut Kedatangan Messi Tak Langgar Financial Fair Play
Kehadiran Lionel Messi di Paris Saint-Germain (PSG) melahirkan banyak tanda tanya. Salah satunya adalah soal Financial Fair Play. Apakah dengan memboyong sang bintang, PSG selamat dari tuduhan pelanggaran itu?
Menjawab hal ini, bos PSG Nasser Al-Khelaifi mengatakan pihaknya sama sekali tak melanggar aturan tersebut. Sebelum Messi, mereka juga mendatangkan secara gratis Sergio Ramos, Gianluigi Donnarumma, dan Gini Wijnaldum. Sebelum itu Achraf Hakimi juga didaratkan ke Parc des Prices, sementara itu Inter Milan masih membutuhkannya.
Walau kebanyakan berstatus bebas transfer namun para pemain itu mendapat gaji tinggi di PSG. Sebelum itu, PSG memiliki Neymar yang mendapat bayaran hingga 31 juta euro per musim.
“Saya sudah menunggu pertanyaan ini nih. Untuk kami, seperti yang selalu kami katakan, kami selalu mengikuti aturan FFP sedari awal. Kami selalu ingin menjalaninya dengan baik,” beber Nasser.
Lebih lanjut pria asal Timur Tengah itu mengatakan mereka selalu mempertimbangkan aspek tersebut bersama setiap pihak terkait di tim itu. Sebelum mendatangkan seorang pemain mereka terlebih dahulu melihat hal tersebut.
“Kami selalu melihat segalanya bareng tim komersial dan keuangan, kami sudah tahu seberapa kemampuan kami untuk mendatangkannya. Jika tidak, maka tidak mungkin menggaetnya. Apa yang akan Leo berikan untuk klub begitu besar,” lanjutnya.
Untuk meyakinkan pernyataan itu, Nasser bahkan siap untuk memberikan laporan kepada publik terkait keuangan mereka.
“Kami akan memberikan laporannya kepada Anda dan pasti akan terkejut. Saya harap Leo tidak meminta naik gaji, tapi kami selalu mengikuti aturan Financial Fair Play.”
Sementara itu bos Borussia Dortmund, Hans-Joachim Watzke mengatakan kedatangan Messi menegaskan status PSG sebagai klub kaya raya dengan kekuatan ekonomi yang mumpuni. Namun di sisi lain, ia melihat hal ini sebagai sesatu yang tidak adil di saat banyak klub yang kesulitan secara finansial.
“Ini merupakan fakta bahwa PSG mempunyai sumber daya ekonomi dibandingkan dengan 85 persen semua tim di Eropa,” beber Watzke.
Baginya kekuatan PSG seperti itu membuat kompetisi menjadi tak berimbang. Namun demikian ia mengaku tak cemburu dengan PSG.
“Jelas bahwa ini merupakan kompetisi yang tidak adil, yang sudah berlangsung sejak lama, tapi saya sama sekali tak cemburu.”
Lebih lanjut ia mengatakan, “Terus terang, bukanlah hal yang saya sukai harus berlutut setiap jam empat pagi di hadapan Emir dari Qatar.”
Berita ini disponsori oleh Clubpokeronline – Game Slot Online.